Pengurus Yapemas diabadikan dengan koordinator kader tiap kecamatan di Kota Medan belum lama ini. Yapemas memberikan perhatian untuk meningkatkan pengetahuan dan perekonomian kader. (Analisadaily/istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Direktur Yayasan Peduli Kemandirian Masyarakat (Yapemas) Sri Amanah menyebutkan, mereka menyalurkan bantuan modal usaha kepada kader. Setahun berjalan mereka sudah ada 15 kader yang mendapatkan bantuan.
Programnya disebut, inkam generatif. Bantuan diberikan kepada para kader yang tergabung dalam organisasi sosial ini. Harapannya akan menjadi dana bergulir sehingga dalam praktiknya betul-betul tepat sasaran, penggunaan dana, pengawasan hingga plan bisnis.
Saat ini, kata Sri Amanah di kantor Yapemas Jalan Gatot Subroto Gang Suka Setia, Sabtu (16/7), ada 450 kader yang tergabung di Yapemas. Mereka ada di 21 kecamatan di Kota Medan. Selain kader, para relawan sosial yang aktif akan menjadi kader.
Tahun ini, tambahnya, masih 15 kader yang menjadi anggota inkam egeneratif dengan berbagai jenis usaha. Mereka ada di Kwala Bekala, Amplas dan Desa Percut. Mereka mendapat bantuan mulai dari Rp1 juta hingga Rp 5 juta. Sesuai dengan jenis usaha dan kebutuhan modal yang diinginkan.
“Pengembalian angsuran bulanan dengan jangka waktu ada yang lima dan enam bulan sesuai permintaan. Namun kita beri maksimal satu tahun sudah selesai. Usahanya beragam jenis seperti membuat jala ikan, jual gorengan, jualan ikan, jualan ikan asin dan lain-lain. Sejauh ini 98 persen lancar pengembaliannya,” jelasnya.
Sesuai program, lanjutnya, mereka akan menambah lebih banyak kader yang mendapatkan bantuan modal di Agustus tahun ini. Targetnya tahun ini ada 45 kader yang dapat bantuan. “Program ini akan berlansung hingga 2024,” jelasnya.
Saat ini, mereka masih bergerak di Kota Medan dan Kabupaten Deliserdang. Ke depan akan merambah ke wilayah Kota Binjai. Untuk menjadi anggota income generated ini, para kader terlebih dahulu harus menabung di Yapemas.
Wajib menabung
“Para kader yang ingin mendapatkan bantuan, mereka wajib menabung lebih dulu di Yapemas. Artinya kita mengembangkan lagi budaya menabung. Untuk lembaga keuangannya, kita bekejasama dengan Koperasi Syariah Kaum Ibu (Kopsaki),” jelas Sri Amanah.
Mereka memberikan target kepada kader tidak muluk-muluk. Karena yang terpenting para kaum ibu kader itu bisa berusaha untuk meningkatkan perekonomian. Sejauh ini, mereka yang sudah masuk berdagang kue, menjual ikan, membuat jala ikan, menjual es dan lain sebagainya.
Selain itu, tambah Sri lagi, para kader tidak saja mumpuni dalam meningkatkan ekonomi keluarga, tapi juga diberi pengetahuan tentang berbagai isu kesehatan masyarakat. Seperti isu kesehatan tuberkulosis (TB), HIV-AIDS dan stunting.
Sebenarnya para kader, katanya, selama ini sudah berbuat banyak, misalnya, mencari pasien TB di tengah masyarakat hingga mendorong dan mendampingi pasien berobat. Targetnya, untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dan meminimalisir kasus TB.
“Selain itu TB, isu HIV sendiri sampai saat ini masih belum banyak dipahami dengan baik oleh masyarakat sehingga masih ada stigma di masyarakat. Sekarang ditambah lagi isu stunting,” tambahnya.
Jadi, katanya, melalui impian kecil dengan meningkatkan perekonomian dan menambah pengetahuan tentang isu-isu kesehatan membuat masyarakat ke depannya menjadi lebih baik lagi. “Ini memang impian. Tapi harus kita mulai dari hal hal yang kecil dulu,” ucapnya.
Sri menambahkan, mereka juga berkolaborasi dengan Yayasan Nuansa Alam Indonesia (YNAI) di bawah pimpinan Yasra. Yayasan ini merupakan induk bank sampah di Kota Medan.
“Jadi, ketika ada kader kita yang ingin membuka bank sampah, mereka akan diedukasi YNAI. Selanjutnya, pemberdayaan kader akan ditangani Yapemas. Jadi, kita bergerak tidak sendiri. Selalu berkolaborasi dengan berbagai lembagai. Kita bergerak bersama-sama untuk masyarakat,” sebut Sri lagi.
(NAI/JG)