Direktur Eksekutif Skala Survei Indonesia (SSI), Abdul Hakim. (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Tingkat elektabilitas, peluang mendapatkan "tiket masukL dan sosok capres presiden (capres) yang dianggap bisa menjadi jawaban menyelesaikan berbagai persoalan utama yang dihadapi rakyat merupakan tiga rujukan partai politik (parpol) dalam membangun koalisi menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Dari sisi elektabilitas, berdasarkan survei Skala Survei Indonesia (SSI) dalam rentang 3-12 Juli 2022, dari sepuluh nama capres yang beredar, Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Prabowo Subianto, masih terus berada di peringkat pertama.
Sebanyak 25,08 persen responden menyatakan akan memilih Prabowo sebagai presiden jika pilpres dilaksanakan hari ini. Peringkat kedua hingga kelima masing-masing Ganjar Pranowo (20,83 persen), Anies Baswedan (20,75 persen), Ridwan Kamil (5,92 persen) dan Sandiaga Uno (3,33 persen). Di posisi ke-6 hingga ke-10 masing-masing Agus Harimurti Yudhoyono, Erick Thohir, Puan Maharani, Khofifah Indar Parawansa, dan Airlangga Hartarto.
"Rujukan tingkat keterpilihan capres-capres ini tentu akan menjadi pertimbangan parpol dalam membangun koalisi," kata Direktur Eksekutif SSI, Abdul Hakim, Selasa (19/7).
Survei dilakukan kepada 1.200 responden dengan metode sampling multistage random sampling dengan tingkat kesalahan ± 2,83 persen dan tingkat kepercayaan 95,0 persen. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka langsung dengan responden menggunakan kuisioner.
Abdul Hakim memaparkan, dari sisi kemungkinan mendapatkan tiket capres, tentu mengacu kepada indikator internal parpol. Dari komposisi sembilan parpol yang memiliki kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, nama capres yang mulai mengemuka untuk mendapat tiket itu mulai terlihat. Mereka ialah Puan Maharani (PDI Perjuangan), Prabowo (Gerindra), Airlangga Hartarto (Partai Golkar), Muhaimin Iskandar (PKB), Zulkifli Hasan (PAN), dan AHY (Demokrat). Tinggal Nasdem, PKS, dan PPP yang belum mengerucut pada satu nama.
"Dari komposisi ini, bisa dilihat bahwa dari nama-nama dalam daftar 10 besar pemilik elektabilitas tertinggi dan nama-nama yang mengemuka untuk mendapatkan tiket capres dari internal sembilan parpol di DPR RI, hanya Prabowo yang paling berpeluang mendapatkan garansi tiket maju sebagai capres dari parpolnya," analisisnya.
Untuk sosok lainnya, bagi yang punya elektabilitas bagus seperti Ganjar, Anies, Erick Thohir, dan Sandiaga Uno, masih terkendala di parpol karena bukan pemegang kunci pencapresan parpol, bahkan tuna parpol. Sementara, nama-nama yang potensial mendapat tiket capres dari parpol masing-masing terkendala tingkat elektabilitas.
Selesaikan problem rakyat
Selanjutnya, berdasarkan survei, dari sisi jawaban untuk memecahkan berbagai persoalan utama yang dihadapi masyarakat, ada tiga persoalan utama yang saat ini sedang dihadapi oleh masyarakat, yakni harga bahan pokok mahal (33,33 persen), kondisi ekonomi sulit (26,67 persen) dan sulitnya mencari pekerjaan (11,83 persen).
Terhadap tiga masalah utama itu, dari nama-nama tokoh Indonesia yang dianggap mampu menyelesaikannya hingga tuntas, Presiden Joko Widodo berada di peringkat pertama (14,17 persen), disusul Prabowo (13,75 persen), pejabat (6,67 persen), Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. "Masyarakat Indonesia percaya bahwa Menteri pertahanan ini bisa memberikan harapan," ujarnya.
Mengacu kepada tiga faktor rujukan di atas, Abdul Hakim menyimpulkan, Gerindra dan Prabowo saat ini akan menjadi salah satu sumbu utama penentu arah koalisi parpol menjelang Pemilu 2024.
Di luar PDI Perjuangan yang relatif mandiri menentukan capresnya, delapan parpol di DPR sangat berkepentingan mengadakan koalisi untuk mengusung capres/cawapres. Pada titik inilah, peta koalisi parpol, salah satunya akan bertumpu pada Gerindra dan Prabowo.
"Tidak terlalu berlebihan jika saya menyebut Gerindra dan Prabowo akan jadi salah satu penentu sumbu utama terbentuknya peta koalisi parpol-parpol dalam menghadapi Pilpres 2024," ujarnya seraya mengakui, satu-satunya kendala saat ini adalah Prabowo belum mengungkapkan apakah dia akan maju sebagai capres atau tidak.
Di bagian akhir, pertimbangan eksistensi parpol dalam membangun koalisi juga jadi kalkulasi serius. Parpol pasti berharap, dengan mengusung capres/cawapres akan membawa efek ekor jas dalam perolehan suara untuk mendapatkan kursi di DPR RI seperti disyaratkan dalam ambang batas parlemen.
Berdasarkan survei, saat ini, tingkat elektabilitas parpol dipimpin PDI Perjuangan, diikuti Gerindra, Golkar, PKS, PKB, Demokrat, NasDem, PPP dan PAN. "Kesalahan membangun koalisi tentu akan memiliki konsekuensi apakah tetap berkursi di DPR RI atau terlempar," pungkas Abdul Hakim.
(GAS/CSP)