Seorang wanita memegang botol tiruan berlabel "Vaksin Cacar Monyet" dan jarum suntik medis dalam ilustrasi ini diambil, pada 25 Mei 2022. (Reuters/Dado Ruvic)
Analisadaily.com, London - Ada lebih dari 18.000 kasus cacar monyet yang dilaporkan secara global dari 78 negara, dengan mayoritas di Eropa. Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan wabah itu sebagai darurat kesehatan global pada hari Sabtu. Sejauh ini, 98 persen kasus di luar negara-negara di Afrika di mana virus itu endemik telah dilaporkan pada pria yang berhubungan seks dengan pria.
Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, mendesak kelompok itu untuk mempertimbangkan mengurangi jumlah pasangan seksual baru dan menukar rincian kontak dengan pasangan baru.
"Ini adalah wabah yang dapat dihentikan. Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan mengurangi risiko paparan. Itu berarti membuat pilihan yang aman untuk diri sendiri dan orang lain," kata Tedros dilansir dari Reuters dan Channel News Asia, Kamis (28/7).
Direktur darurat WHO, Mike Ryan, mengatakan Monkeypox sedang dalam proses penggantian nama, untuk menghindari nama itu "dipersenjatai" atau digunakan dengan cara rasis.
Badan PBB merekomendasikan vaksinasi untuk kelompok berisiko tinggi, termasuk petugas kesehatan, dan pria yang berhubungan seks dengan pria dengan banyak pasangan seksual.
Ini memperingatkan perlu beberapa minggu setelah mendapatkan dosis kedua vaksin untuk sepenuhnya terlindungi, jadi orang harus mengambil tindakan pencegahan lain sampai saat itu.
Sekitar 10 persen pasien telah dirawat di rumah sakit dalam wabah saat ini dan lima telah meninggal, semuanya di Afrika. Cacar monyet telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang diabaikan secara global di beberapa bagian Afrika selama beberapa dekade, tetapi kasus-kasus mulai dilaporkan di luar negara-negara yang endemik pada bulan Mei.
Biasanya menyebabkan gejala ringan hingga sedang, termasuk demam, kelelahan, dan lesi kulit yang menyakitkan yang sembuh dalam beberapa minggu.
Tedros mengatakan ada sekitar 16 juta dosis vaksin yang disetujui yang tersedia, tetapi hanya dalam jumlah besar, sehingga akan memakan waktu beberapa bulan untuk memasukkannya ke dalam botol.
WHO mendesak negara-negara dengan stok untuk berbagi vaksin sementara pasokan terbatas, tambahnya. Diperkirakan bahwa antara 5 juta dan 10 juta dosis vaksin akan dibutuhkan untuk melindungi semua kelompok berisiko tinggi.(CSP)