T Zainal Arifin Bustamam (pake baju putih) pengamat renang dan mantan atlet polo air (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Kontingen Sumut meraih hasil minor pada kejuaraan nasional (Kejurnas) akuatik bertajuk Festival Akuatik Indonesia (FAI) 2022 di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno, Jakarta, 26 Juli-2 Agustus 2022.
Kritikan tentunya patut ditujukan kepada Ketua Pengprov PRSI Sumut, Muchrid Nasution. Pengamat olahraga T Zainal Arifin Bustamam pun berkomentar soal kegagalan para duta Sumut di Kejurnas.
Zainal berpendapat Muchrid punya andil besar dalam kegagalan tersebut. Menurutnya, Ketua Pengprov itu harus segera menunjukkan kompetensinya sebagai sosok tertinggi di dunia olahraga air Sumut. Kalau tidak, Ketua Pengprov itu dinilai lebih baik mundur saja.
“Pertama-tama soal standar kesiapan para atlet, jika Ketua PRSI Sumut bisa melihat atau mengevaluasi program kerjanya, maka dia tau bahwa dia tidak mampu dan alangkah baiknya mundur demi prestasi olahraga akuatik Sumut lebih baik, walau ketua beliau kelihatannya aktif, tapi faktanya ada atlet tak mampu bersaing dalam kompetisi nasional. Ya jika beliau berjiwa kesatria, maka seharusnya dia mundur jika kita berkaca pada hasil dari kejuaraan nasional,” kata Zainal Arifin Bustamam, Minggu (31/7).
Di samping itu, pintanya, KONI Sumut harusnya lebih jeli melihat perkembangan pembinaan Prestasi Aquatic selama di bawah kepemimpinan Muchrid Nasution, bukan malah membiarkan.
“Untuk apa diberangkatkan kalau hanya sebagai tim hore-hore. Bayangkan saja , atlet Pelatda Renang yang diberangkatkan dengan biaya dari KONI, best time-nya menurun dan hanya perenang asal Siantar, Evi Vania, mendapat perunggu di nomor 1500 meter putri Kelompok umur 2 (14-15 tahun) best timenya lebih bagus dari Atlet Pelatda yang di Medan,” kata Zainal.
Menurutnya, Evi Vania, Atlet Pelatda tapi yang melatih bukan Pelatih Pelatda yang dipilih Pengprov. Evi latihan sendiri di Siantar dengan pelatihnya.
Demikian juga dengan Tim Polo Air yang kalah telak dengan tim dari provinsi lain, di mana skor sangat memalukan. Dibantai tim DKI 24-2, Jambi 21-1, Sumsel 18-4, Yogyakarta 24-4.
“Hal ini bisa dibuktikan bagaimana bobroknya pembinaan akuatik di bawah kepemimpinan Muchrid, tapi sayangnya masih dipertahankan oleh KONI Sumut. Dan bisa dipastikan Tim Aquatic Sumut pada PON XXI 2024 Aceh-Sumut hanya sebagai penonton,” sebutnya.
Mantan Sekretaris Umum, Yopie War, saat dihubungi wartawan perihal pembinaan prestasi selama menjabat sebagai Sekum PRSI Sumut, mengatakan, sebenarnya sudah ada Rencana Program Kerja dan kalender kegiatan setelah Musda pada Februari 2020 yang lalu, khususnya dalam pembentukan rim Pelatda Akuatik Sumut baik Polo Air, Renang, Open Water, Loncat Indah dan Renang Indah, dan peningkatan sumber daya manusia, baik pelatih maupun wasit/juri dalam persiapan PON XXI/2024 tanpa harus menunggu program dari KONI Sumut.
Tapi, ketika itu Ketua Pengprov menyebut tak ada uang (biaya). Ditambah lagi kesibukkan mengawal Gubsu ke mana-mana, padahal bukanlah sebagai pegawai/staf di Gubernuran.
“Nah, begitu Pengcab-Pengcab beraksi membuat mosi tidak percaya, barulah sekarang beliau sibuk mempertahankan Jjbatannya sebagai Ketua Umum dan membekukan Pengcab-Pengcab, bukan memikirkan bagaimana peningkatan prestasi atlet. Harusnya beliau legowo lah, tidak ada gunanya kalau hanya mempertahankan jabatan,” sebut Yopie.
Seperti diketahui, Kejurnas akan menjadi tolak ukur dan indikator progres pencapaian atlet selama berlatih di Puslatda. Selain itu juga menjadi ukuran untuk promosi dan degradasi (promdeg).
“Kalau dibiarkan sudah tentu memperpanjang derita Sumut di pentas nasional,” katanya
(JW/RZD)