Komisaris Utama PT Damai Walet Sentosa, Handoko, menyambut Itjen Kementan RI, Jan Samuel Maringka (Analisadaily/Kali A Harahap)
Analisadaily.com, Deliserdang - Inspektur Jenderal (Itjen) Kementerian Pertanian (Kementan) RI, Jan Samuel Maringka melakukan kunjungan kerja dalam rangka evaluasi kesiapan Instalasi Karantina Hewan Sarang Burung Walet untuk Ekspor ke China di PT Damai Walet Sentosa, Jalan Teruno Joyo, Desa Cinta Rakyat, Percut Sei Tuan, Kabupaten Deliserdang, Jumat (16/9).
Kehadiran Itjen Kementan beserta rombongan disambut langsung Komisaris utama PT Damai Walet Sentosa Handoko, Direktur utama Nelly Sudarty, General Manager Davit Marpaulo, Camat Percut Sei Tuan, A Fitriyan Syukri, serta pejabat lainnya.
Samuel mengapresiasi PT Damai Walet Sentosa, yang nantinya diharapkan turut serta dalam mendukung gerakan tiga kali lipat ekspor (Gratieks), dengan meningkatkan ekspor sarang burung walet (SBW) sehingga capaian volume ekspor Sumut akan meningkat.
"Pangan merupakan sektor penting untuk membangun bangsa dan negara agar lebih maju dan berkembang, sekaligus sebagai tolak ukur kesejahteraan rakyat. Untuk itu Kementan melalui Inspektur Jenderal menginisiasi program “Jaga Pangan” yang bertujuan untuk menjaga ketersediaan, keamanan dan stabilitas pangan," sebutnya.
Untuk mendukung program Kementan dapat berjalan tepat waktu, tepat mutu dan tepat sasaran, Itjen Kementan membentuk program Jaga Pangan yang secara resmi dicanangkan oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, pada 20 April 2022.
Lebih lanjut dijelaskan, pemahaman dalam menjaga pangan harus dimiliki oleh semua pihak, sehingga dapat mendukung keberhasilan pembangunan pertanian. Kementan memandang perlu membangun sinergi dengan berbagai pihak untuk mengawal tercapainya keberhasilan program Kementerian Pertanian.
“Untuk itu, selain Karantina Pertanian, jajaran TNI, Polri, Kejaksaan, turut dilibatkan dalam program Jaga Pangan,“ ungkapnya.
Kepala Karantina Pertanian Medan, Lenny Hartati Harahap, yang turut mendampingi mengatakan China merupakan pasar strategis untuk ekspor Sarang Burung Walet Indonesia. PT Damai Walet Sentosa merupakan salah satu perusahaan yang telah mengajukan permohonan untuk dapat ekspor langsung ke China.
Dalam pemenuhan dan berkelanjutan ekspor dengan komitmen pemenuhan pesyaratan yang telah ditetapkan pemerintah China, PT Damai walet sentosa telah memenuhi semua persyaratan dengan mengirimkan tolak ukur inspeksi,form pendaftaran ke china melalui GACC.
“Agar dapat memastikan bahwa perusahaan tersebut telah dapat sepenuhnya memenuhi perayaratan agar dapat direkomendasikan ekspor ke China dan saat ini PT Damai tinggal menunggu audit dari GACC,” ucapnya.
Berdasarkan data pada sistem perkarantinaan, IQFAST Badan Karantina Pertanian melalui Karantina Pertanian Medan bahwa ekspor Sarang Burung Walet selama Januari hingga Juli tahun 2022 sebanyak 40,562 ton dengan frekuensi 196 kali dan nilai ekonomisnya Rp 581,418 miliar.
Pada periode tahun 2021 ekspor Sarang Burung Walet telah berhasil mencatat sebanyak 301,058 ton dengan frekuensi 1.313 kali dan perolehan nilai ekonomi Rp 3,723 triliun, sehingga tahun 2022 ekspor SBW periode Agustus sampai Desember targetnya harus meningkat. Adapun negara tujuan ekspor seperti Amerika, Australia, China, Hongkong, Jepang, Makao, Malaysia, Prancis, Singapura, Taiwan dan Vietnam.
“Pada semester kedua tahun 2022 ini ekspor komoditas SBW Sumut harus terus kita pacu, karena saat ini juga kebutuhan pasar Internasional terhadap Sarang Burung Walet Sumut masih cukup tinggi,” ungkap Lenny.
(KAH/RZD)