Senator RI M Nuh diabadikan bersama warga usai giat kuliah subuh di Masjid Al Amanah Lembah Surya Desa Lau Gumba Kecamatan Berastagi, Minggu (16/10) (Analisadaily/Didik Sastra)
Analisadaily.com, Berastagi - Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 Hijriyah/2022 momentum umat meneladani Nabi, dan memupuk rasa persatuan antara sesama.
Nabi adalah tauladan, rumah tangga, bermasyarakat, berdagang, kepemimpinan, hubungan bilateral. Apalagi dalam penguatan persatuan beliu ahlinya.
Karena itu selayaknya kita mencintai sosok yang mulia, orang yang mencintai nabi, kelak akan bersama dengan Nabi Muhammad SAW di surganya Allah SWT.
Jadi wajar tokoh di luar islam memasukan Nabi sebagai pemimpin atau tokoh paling berpengaruh nomor wahid di dunia, disampaikan Ustaz M Nuh yang juga Senator RI Perwakilan Sumut di Lembah Surya Berastagi, Minggu (16/10) saat mengisi kuliah subuh.
Lanjutnya, Rasulullah SAW itu manusia dilahirkan untuk mengangkat derajat manusia lewat didikan tata krama, sopan santun, dan memiliki adab. Berbicara tentang nabi tidak ada habisnya, “Intinya Maulid digelar sebagai sarana kita meneladani dan memperkokoh keimanan kita. Sebagai masyarakat berbangsa dan bernegara, persatuan kita kuatkan tanda kita beriman. “Itu dicontohkan nabi,” ucapnya.
Ustaz Prengky penanggung jawab Pendidikan Muallaf Center Dompet Dhuafa Sumut hadir menambahkan bahwa bukan hanya kehidupan beliu saja patut diteladani, cara pengobatannya juga harus diterapkan.
Rasulullah mewariskan cara pengobatan qurani, lewat metode thibun nabawi dan itu sangat manjut dan diterapkan hingga sekarang, namun banyak tidak tahu atau memahaminya. “Sebab saya mengajak mari umat belajar islam secara kaffah dan hidup sehat sesuai Nabi SAW,” tandasnya.
(DIK/RZD)