Dosen UMN AL Washliyah Medan Dorong Tanjung Rejo Menuju Desa Wisata TAMPAN (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Deliserdang - Dosen Universitas Muslim Nusantara (UMN) AL Washliyah melakukan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deliserdang.
PKM yang dilaksanakan Sabtu (5/11) mengangkat tema “Optimalisasi Potensi Desa Tanjung Rejo Menuju Desa Wisata yang TAMPAN (Tangguh Mandiri Terdepan)”.
Dalam penyampaian materinya, Rahmadi Ali, selaku Dosen UMN AL Washliyah Medan, menyatakan, ketika ingin menjadi Desa Wisata yang TAMPAN maka terlebih dahulu harus dimulai dari karakter remajanya.
“Remaja harus terbebas dari jeratan narkoba,” ujarnya.
Disebutkan Rahmadi, hancurnya suatu daerah manakala sudah merajalelanya narkoba. Maka dari itu harus ada pembinaan yang tepat bagi para remaja untuk memproteksi dari jeratan narkoba. Karena saat sekarang ini narkoba sudah masuk ke desa-desa, dan transaksinya dilakukan di pelosok desa.
“Survei yang dilakukan BNN pada 2020, pengguna narkoba terbesar kedua adalah pelajar, dari tingkat SD hingga mahasiswa,” ucapnya.
Maka menurut Rahmadi, remaja harus disibukan dengan kegiatan yang positif, khususnya menyelenggarakan kegiatan keagamaan. Kegiatan ini tidak bisa berjalan dengan baik tanpa ada sokongan dari berbagai pihak.
“Kepala Desa selaku orang yang paling berpengaruh dalam menyelenggarakan kegiatan keagamaan tersebut,” sebutnya.
Dipaparkan Rahmadi, Kepala Desa harus punya peran. Pertama, berperan dalam membuat kebijakan atau terkait dengan kegiatan tersebut. Kemudian kebijakan dan peraturan tersebut semua pihak harus mendukung dan berperan aktif dalam memberikan pembinaan kepada remaja.
Banyak perangkat di desa yang bisa dimanfaatkan untuk melakukan pembinaan kepada remaja, yaitu Karang Taruna dan remaja masjid. Kedua perangkat ini sangat tepat ketika dimanfaatkan sebagai wadah untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan positif dan keagamaan.
Kedua, melakukan pemeriksaan terhadap pendatang baru. Karena boleh jadi pendatang baru itu membawa narkoba dan meracuni para remaja setempat.
Ketiga, rutin melakukan Razia. Kegiatan ini dilakukan untuk mempersempit akses dari para bandar narkoba, tentu saja razia ini dilakukan tidak hanya sekali dalam seminggu, tetapi harus dilakukan setiap hari. Kegiatan razia ini harus melibatkan semua elemen dalam masyarakat.
Keempat, rutin melakukan kampanye bahaya narkoba. Kegiatan ini bisa dalam bentuk sosialisasi baik kepada remaja, pelajar, orang tua dan tokoh masyarakat dan agama.
Ketika pembinaan kepada remaja sudah dilakukan oleh semua pihak dan tentunya atas dukungan kalangan professional. Maka perlu pihak desa membuat slogan Desa Bebas Narkoba.
“Yang nantinya slogan ini dipampang di tempat-tempat umum di Desa Tanjung Rejo. Maka Ketika remaja sudah terbebas dari jeratan narkoba, tentu saja dengan sendirinya akan terbangun desa yang tangguh dari sisi karakternya,” tandasnya.
(REL/RZD)