Presiden Indonesia, Joko Widodo menghadiri KTT ASEAN di Phnom Penh, Kamboja, 11 November 2022. (Reuters/Cindy Liu)
Analisadaily.com, Nusa Dua - Segala bentuk upaya terus dilakukan negara-negara anggota Groups Twenty agar perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 itu memiliki dampak positif tidak hanya bagi negara peserta, tetapi punya efek yang besar bagi dunia internasional. Salah satu dari sekian banyak agenda yang saat ini dijalankan adalah peluncuran dana pandemi (Pandemic Fund).
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, mengatakan saat dana pandemi Kelompok 20 (G20), bahwa jumlah uang yang dikumpulkan sejauh ini untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi pandemi di masa depan belum mencukupi.
Dana yang diluncurkan ketua G20 Indonesia ditargetkan untuk negara-negara berpenghasilan rendah hingga menengah untuk membiayai upaya-upaya seperti pengawasan, penelitian, dan akses yang lebih baik ke vaksin, di antara langkah-langkah lainnya.
"Saya mengharapkan dukungan yang lebih besar," kata Jokowi dilansir dari Reuters dan Channel News Asia, Minggu (13/11).
Dana tersebut telah mengumpulkan sekitar US$1,4 miliar sejauh ini, termasuk kontribusi dari Indonesia, Amerika Serikat dan Uni Eropa, serta dari donor dan organisasi filantropi seperti Bill and Melinda Gates Foundation.
Itu dibuat di tengah kemarahan di antara banyak negara berkembang atas pengalaman mereka selama pandemi Covid-19, ketika negara-negara kaya sering menimbun sebagian besar sumber daya seperti vaksin untuk melawan virus.
Bank Dunia, yang akan berfungsi sebagai wali dana, dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang memberi nasihat tentang fasilitas tersebut, memperkirakan dalam sebuah laporan bahwa kesenjangan pendanaan tahunan untuk kesiapsiagaan pandemi adalah US$10,5 miliar.
Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan dana tersebut diperkirakan akan bertambah besar dengan kontribusi dari Perancis dan Arab Saudi. Dia tidak merinci berapa banyak. Dia meminta proposal dari negara-negara yang ingin mengakses dana tersebut.
(CSP)