Dosen Fisip USU Berikan Pendidikan Literasi Politik ke Masyarakat

Dosen Fisip USU Berikan Pendidikan Literasi Politik ke Masyarakat
Dosen Fisip USU Berikan Pendidikan Literasi Politik ke Masyarakat (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara memberikan pendidikan literasi politik ke masyarakat di Kelurahan Sidorejo, Kecamatan Medan Tembung, Kota Medan.

Literasi tersebut dilakukan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan tiga dosen Fisip USU yang terdiri dari Evi Novida Ginting sebagai ketua dan Saipul Bahri serta Fredick Ekayanta selaku tim pengabdian.

Evi Novida Ginting mengatakan pengabdian masyarakat yang dilakukan pada 11 November 2022, tersebut merupakan kolaborasi dengan Kelurahan Sidorejo dengan melibatkan masyarakat dari segmentasi pemilih perempuan yang berada dilingkungan Kelurahan Sidorejo.

"Program pengabdian masyarakat yang mengambil fokus literasi politik sebagai konsep pendidikan politik bagi masyarakat Kota Medan ini sebagai bentuk tanggungjawab perguruan tinggi dan dosen dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat Kota Medan sebagai bentuk nyata dari Tri Dharma Perguruan Tinggi," kata Evi, Jumat (18/11).

Dijelaskannya, literasi politik menjadi sebuah keharusan yang dilakukan agar masyarakat memahami dengan utuh tentang politik. Jangan sampai, lanjutnya, masyarakat mudah dipengaruhi oleh berita-berita hoaks, fitnah, pengiringan opini dan sebagainya. Sehingga dengan literasi politik, masyarakat lebih cerdas dalam memahami politik.

Menurutnya, literasi politik ini sebagai bentuk kontribusi nyata dosen dalam membangun masyarakat agar peka dan paham terkait dengan situasi politik yang di mulai dari segmentasi perempuan. Segmentasi pemilih perempuan ini menjadi perhatian dalam perebutan tiap kali kompetisi elektoral.

Hal ini penting mengingat bahwa perempuan juga tidak bisa dilepaskan dari kekuatan-kekuatan politik. Segmentasi pemilih perempuan harus menjadi pioner dalam akselarasi pengetahuan politik, terutama tentang kepekaan dalam memilah dan memilih partai politik dan kandidat di 2024 mendatang.

"Kota Medan sebagai kota metropolitan harus selaras dengan pengetahuan masyarakat tentang politik. Segmentasi politik perempuan sebagai salah satu penyanggah dalam kompetisi elektoral harus diberikan pendidikan literasi dari makna, urgensi dan peran dari partisipasi politik yang akan dilakukan," ujarnya.

Jika kita merujuk pada data, lanjutnya, suara dalam setiap momentum pemilukada di Kota Medan sangat fluktuatif yang kecendurangannya berakibat munculnya apatisme politik di masyarakat.

Berdasarkan data KPUD Kota Medan 2022, Pilkada berdasarkan tingkat partisipasi masyarakat pada Pilkada Walikota 2005 ada 1.450.596 pemilih dengan tingkat partisipasi 54,70 persen. Pilkada Gubernur Sumut di 2008 ada 1.725.045 pemilih dengan partisipasi 47,10 persen, Pilkada Walikota 2010 ada 1.961.723 pemilih atau 38,28 persen, Pilkada Gubernur 2013 dengan pemilih 2.123.878 orang atau tingkat partisipasi 36,38%, Pilkada Walikota 2015 pemilih 1.998.835 namun tingkat partisipasi 25,38% dan terakhir Gubernur 2018 ada 1.641.648 dengan partisipasi 55,80%.

"Kondisi ini menunjukkan pentingnya konsep pendidikan politik yang realistis di dalam menghadapi tantangan politik yang sangat pragmatis. Arah dari pendidikan politik yang modern harusnya bukan hanya pada saat momentum pemilu saja, tetapi juga sebelum pemilu dan pasca proses pemilu tersebut selesai. Oleh karenanya perlu untuk dibekali pendidikan politik melalui literasi dalam hal pemahaman terhadap makna politik," urainya.

Dalam kegiatan pengabdian ini, tim melibatkan dosen muda Ilmu Politik FISIP USU Saipul Bahri, yang fokus pada kajian”Partai Politik dan Pemilu” dan Fredick Broven Ekayanta, yang fokus pada kajian “Ilmu Politik”. Tema yang dibawakan sangat relevan di tengah kondisi politik saat ini.

Keduanya sering memberikan pendidikan politik, pemilu pada mahasiswa dan menjadi pendamping di dalam kompetisi/ perlombaan program, pelatihan dan pendanaan mahasiswa.

"Program pengabdian literasi politik ini sebagai konsep pendidikan politik dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat di Kota Medan terkait dengan Makna dari demokrasi, kelembagaan pemilu, pemilu, kekuasaan, partai politik, dan partisipasi politik, menjadi sebuah keharusan dalam menjawab tantangan kondisi politik dan pemilu saat ini," ungkapnya.

(WITA/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi