Presiden Direktur PTAR, Muliady Sutio (kiri) menyerahkan bola kepada salah satu pasien yang telah mengikuti operasi katarak gratis (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Senior Manager Corporate Communications PT Agincourt Resources, Katarina Siburian Hardono, menegaskan bahwa operasi katarak yang diadakan PTAR kepada warga pra-sejahtera penting dilakukan untuk menekan prevalensi buta akibat katarak yang cukup tinggi di Sumatera Utara (Sumut).
Mengacu pada hasil Survei Kebutaan Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RABB) tahun 2014-2016 saja, prevalensi kebutaan akibat katarak di Indonesia mencapai 1,9%, dengan sekitar 90% gangguan penglihatan terdapat di wilayah penduduk berpenghasilan rendah.
Di Sumut saja, nyaris 80% kebutaan pada penduduk usia 50 tahun ke atas disebabkan katarak yang tidak dioperasi, yang menurut data Kementerian Kesehatan, sebagian warga Sumatra Utara tidak menyembuhkan katarak yang dideritanya karena alasan biaya.
"Kepedulian PTAR terbukti membawa perubahan langsung bagi kehidupan masyarakat yang hasilnya dapat dirasakan seumur hidup. Sejak 2011 hingga saat ini, operasi katarak yang digelar PTAR telah menyembuhkan 8.945 mata katarak. Khusus tahun ini saja, sebanyak 827 mata dioperasi, sekitar 75% di antaranya berasal dari Tapanuli Selatan,” kata Katarina di RS Mata Mencirim 77, Jalan Sei Mencirim, Medan Baru, Kota Medan, Kamis (24/11).
Penerima manfaat yang menjalani operasi katarak pada tahun 2022 berasal dari berbagai kabupaten/kota, seperti Padangsidimpuan, Mandailing Natal, Kepulauan Nias, Kota Medan, Deliserdang, dan Langkat. Sebanyak 20 pasien yang berdomisili di Tapanuli Selatan dengan kondisi khusus dibawa ke RS Mencirim 77 Medan untuk dioperasi.
“Pasien yang didatangkan ke Medan dengan disertai pendamping masing-masing tidak mengeluarkan dana sepeser pun, karena seluruh biaya transportasi dan akomodasi kami tanggung. Pasien yang didatangkan ke Medan ini salah satunya seorang anak berusia 14 bulan yang menderita katarak sejak lahir. Visi kami jelas, yaitu ingin memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh penerima manfaat,” tandas Katarina.
Seorang penerima manfaat berusia 14 bulan, Mutiara Nur Olivia, menjadi pasien termuda di rangkaian operasi katarak gratis 2022. Ibunda Mutiara, Epaliani, mengaku sangat bersyukur atas operasi katarak gratis yang diterima anaknya. Dari rumahnya di Muara Batangtoru, Tapanuli Selatan, ia bersama suami mengantar anaknya yang menderita katarak pada kedua matanya itu untuk menjalani operasi katarak di RS Mencirim 77 Medan.
“Saya dan suami sangat berharap agar Mutiara bisa melihat seperti teman-temannya yang lain. Benar-benar kami sangat terbantu dengan adanya operasi katarak gratis ini,” ujar Epaliani.
Epaliani dan suaminya, Pangihutan, awalnya sudah mengumpulkan uang untuk membawa Mutiara dioperasi. Uang tersebut berasal dari penghasilan Pangihutan sebagai buruh di perkebunan sawit. Dengan mengikuti operasi katarak gratis PTAR, dana yang sudah terkumpul itu akan dialihkan untuk membiayai pendidikan Mutiara kelak.
Selain Mutiara, Alfandi Wijaya yang berusia 11 tahun, warga Langkat, juga menjadi penerima manfaat operasi katarak gratis yang digelar PTAR. Alfandi diketahui menderita katarak saat usianya 4 bulan. Ia kerap menerima cibiran dari teman-temannya karena satu matanya katarak, apalagi ia tunarungu dan sulit berbicara.
“Saya ingin sekali Alfandi bisa melihat jelas, sehingga bisa belajar dan bermain sepakbola seperti anak-anak lainnya. Tetapi saya tidak punya biaya untuk operasi. Untunglah saya dengar Tambang Emas Martabe mengadakan operasi katarak gratis, jadi saya daftarkan Alfandi,” ucap ibunda Alfandi, Rohana.
Bertahun-tahun sudah Rohana menanti mata Alfandi normal melihat, tetapi ia tak berdaya karena terbatasnya biaya. Bebannya kian berat setelah suaminya meninggal dunia setahun lalu sehingga harus bekerja membuka toko kelontong demi menghidupi Alfandi dan tiga anak lainnya.
Pengelola Tambang Emas Martabe, PT Agincourt Resources (PTAR), melaksanakan Program Operasi Katarak Gratis. Program ini dimulai sejak September hingga November 2022.
Presiden Direktur PTAR, Muliady Sutio menjelaskan, ada 827 pasien yang mengikuti kegiatan ini. Pasien berasal dari Tapanuli Selatan (Tapsel) sebanyak 525 orang, dan sekitar Kota Medan sebanyak 302 orang.
Kegiatan ini dilakukan secara terpisah, di Tapsel sekitar dilakukan di RS Bhayangkara Batangtoru pada 14 dan 24 September serta 14 Oktober dan 15 Oktober. Sementara di Medan dilakukan di RS Mata Mencirim 77 pada 22 Oktober, 12 November, dan 23 November.
"Kita lakukan selama tujuh hari, empat hari di RS Bhayangkara Batangtoru, dan tiga hari di Medan, hari ini kita penutupannya," kata Muliady Sutio.
Diterangkannya, periksa mata dan operasi katarak gratis kali ini melibatkan 7 orang dokter dan 229 orang tenaga medis. Ada 620 lansia (lanjut usia), 203 dewasa, dan 4 anak yang ditanangi pada kegiatan ini.
“Hasilnya di luar target. Implementasi program ini sangat ketat dan berhati-hati dalam segala hal. Saya ucapkan terima kasih kepada semua yang terlibat, karena semua mata pasien yang dioperasi bisa melihat kembali dan menyongsong harapan hidup,” terangnya.
Diungkapkan Muliady, Program Operasi Katarak Gratis rutin dilakukan sejak 2011. Hingga saat ini, lebih 9.000 mata sudah disembuhkan lewat program ini, dan menyokong hidup hampir 8.000 orang dari berbagai wilayah.
(REL/RZD)