BBM jenis Pertalite di SPBU Desa Firdaus Sergai kosong (Analisadaily/Zainal Abidin)
Analisadaily.com, Sergai - Sudah sekitar 2 pekan ketersediaan stok BBM subsidi jenis Pertalite di SPBU 142051139 yang berlokasi di Desa Firdaus, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai, kosong. Sehingga menjadi keluhan pengendara, baik roda 2 maupun 4, karena mereka terpaksa membeli Pertamax yang harganya lebih mahal.
Pujiono, seorang warga Desa Cempedak Lobang, Kecamatan Sei Rampah, kepada wartawan, Jumat (20/1) mengakui sudah 2 pekan SPBU ini kosong BBM jenis Pertalite, dan dirinya merasa berat jika harus menggunakan Pertamax, sebab harga jauh lebih mahal.
“Sudah dua pekan kosong BBM jenis Pertalite di SPBU ini. Kalau ditanya mana yang baik dan murah, kalau aku ya lebih baik BBM jenis Pertamax, tapi harganya jauh lebih mahal, apalagi kalau mengisi Rp 10 ribu tidak sampai satu liter, karena jarak antara SPBU yang ada di Sei Rampah ini membuat tidak ada pilihan lain, keculai membeli Pertamax,” katanya.
Hal yang sama juga disampaikan Hidayat, pengendara lainnya. Sudah 4 kali dia bolak balik untuk mengisi BBM jenis Pertalite di SPBU 142051139, namun tidak juga ada. “Sudah empat kali bolak balik tapi tidak ada juga, jadi terpaksa harus isi Pertamax,” keluhnya.
Hidayat pun merasa keberatan dengan kosongnya stok Pertalite sejak 2 pekan terakhir, dan dia meminta agar Pertamina memperhatikan ketersediaan BBM subsidi di SPBU yang berada di Desa Firdaus tersebut.
“Kepada pemerintah mohon diperhatikan agar masyarakat tidak kesulitan mengisi BBM subsidi, karena kalau mengisi BBM yang tidak bersubsidi terasa berat, sebab harga lebih tinggi,” ujarnya.
Suhanto Nasution, pengelola SPBU ketika dihubungi wartawan mengakui adanya kekosongan BBM subsidi jenis Pertalite sejak 2 pekan lamanya. Hal itu karena Pertamina memberhentikan sementara waktu pasokan Pertalite.
“Sudah dua pelan Pertamina tidak memberi stok Pertalite dikirim, sebab waktu itu Pertamina meminta agar kita memberikan kode CCTV, dan karena tidak kita berikan langsung diberhentikan stok Pertalite, namun saya tidak mengetahui pasti apa alasan Pertamina meminta kode CCTV,” ujarnya.
Akibat dari itu, Pertamina memberlakukan sanksi pemberhentian pasokan Pertalite selama 1 bulan, namun banyak warga yang mengeluh dan kecewa, apalagi yang menggunakan BBM jenis Pertalite adalah masyarakat petani dan nelayan.
“Memang banyak warga kecewa, apalagi di sini banyak petani dan nelayan yang menggunakan BBM subsidi itu. Kita harap agar Pertamina melihat kondisi ini serta keluhan masyarakat,” tutupnya.
(BAH/RZD)