Angka Prevalensi Stunting Sumatera Utara Menurun Tahun 2022

Angka Prevalensi Stunting Sumatera Utara Menurun Tahun 2022
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Sumatera Utara, Ilyas Sitorus. (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Sumatera Utara, Ilyas Sitorus, mengatakan berdasarkan Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, angka prevalensi stunting Sumut berhasil turun 4,7 persen, menjadi 21,1 persen, dari sebelumnya 25,8 persen pada tahun 2021.

SSGI 2022 tersebut dipaparkan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin pada Rapat Kerja Nasional Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

"Alhamdulillah, turun," kata dia di Medan, Kamis (26/1).

Penurunan prevalensi stunting akan terus diupayakan turun oleh Pemprov Sumut bersama-sama dengan seluruh pihak termasuk Pemerintah Kabupaten/Kota, Forkopimda, TP PKK se-Sumut dan lainnya. Mengejar target prevalensi stunting 14 persen pada tahun 2024 membutuhkan kerja bersama.

"Penurunan angka stunting tidak bisa dicapai sendiri, penurunan hingga 4 persen itu kerja keras bersama seluruh pihak, kami akan terus berupaya menurunkan stunting di Sumut, kami pun optimis target tercapai," ucap Ilyas.

Pemprov Sumut pun telah menyusun berbagai kegiatan lintas sektor. Mulai dari urusan sanitasi, jamban, mutu air, edukasi pemahaman gizi, serta membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya. Selain itu intervensi gizi untuk ibu hamil dan balita pun juga dilakukan. Menurutnya, generasi masa depan harus terbebas dari stunting. Stunting akan menghambat momentum generasi emas Indonesia 2045.

"Seperti apa yang selalu disampaikan Gubernur Edy Rahmayadi, masa depan Sumut ada pada pundak generasi muda, untuk mengejar momentum generasi emas, stunting harus dientaskan," kata Ilyas.

Selain Sumut, angka prevalensi stunting nasional juga turun dari 24,4 persen pada tahun 2021 menjadi 21, persen pada tahun 2022. Kata Budi, penurunan stunting tersebut bukan terjadi di masa biasa, melainkan di masa pandemi.

Budi mengharapkan, di masa yang normal, penurunan kasus stunting bisa lebih tajam lagi. Sehingga target penurunan stunting di angka 14% di 2024 dapat tercapai.

"Saya terima kasih terutama ke gubernur, bupati, walikota, karena ini terjadi masa pandemi, bukan terjadi masa biasa, masa pandemi saja bisa turun," katanya.

(JW/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi