Formula 1 Tidak Akan Pernah Membungkam Pembalap

Formula 1 Tidak Akan Pernah Membungkam Pembalap
CEO Grup Formula Satu Stefano Domenicali saat konferensi pers pada Grand Prix Abu Dhabi di Sirkuit Yas Marina, Uni Emirat Arab - 18 November 2022 (Reuters/Leonhard Foeger)

Analisadaily.com, London - Kepala Eksekutif Formula 1, Stefano Domenicali, menegaskan tidak akan pernah membuat lelucon siapa pun. Pernyataan ini sebagai tanggapan atas kontroversi pramusim antara FIA yang berkuasa dan para pebalap atas pernyataan 'politis' dan kebebasan berbicara.

Pria asa Italia, yang mewakili pemegang hak komersial yang berbasis di AS, Liberty Media, mengatakan kepada surat kabar Guardian bahwa dia juga mengharapkan badan pengatur olahraga yang berbasis di Paris untuk mengklarifikasi posisinya.

FIA memperbarui Kode Olahraga Internasional Desember lalu dengan klausul yang membutuhkan izin tertulis sebelumnya bagi pembalap untuk membuat atau menampilkan "pernyataan atau komentar politik, agama dan pribadi" di balapan.

Langkah tersebut telah dikecam oleh kelompok hak asasi dan dikritik oleh para pengemudi, yang telah berbicara tentang ketidakbahagiaan dan ketidakpastian mereka.

"F1 tidak akan pernah melecehkan siapa pun. Semua orang ingin berbicara sehingga memiliki platform untuk mengatakan apa yang mereka inginkan dengan cara yang benar semakin baik. Kami memiliki peluang besar karena posisi olahraga kami yang semakin global, multikultural dan multinilai," kata Domenicali dikutip Reuters, Rabu (8/2).

"Kita berbicara tentang 20 pembalap, 10 tim dan banyak sponsor, mereka memiliki ide yang berbeda, pandangan yang berbeda. Saya tidak bisa mengatakan satu benar, satu salah tetapi benar, jika perlu, memberi mereka platform untuk mendiskusikan pendapat mereka di jalan yang terbuka," tuturnya.

"Kami tidak akan mengubah pendekatan itu sebagai olahraga. Itu harus menjadi garis olahraga kami, untuk memberi setiap orang kesempatan berbicara dengan cara yang benar, tidak dengan nada agresif atau menyinggung tapi dengan rasa hormat," ujarnya.

FIA, yang presidennya adalah Mohammed Ben Sulayem dari Uni Emirat Arab, mengatakan pada bulan Desember bahwa pembaruan itu "sejalan dengan netralitas politik olahraga" sebagaimana diabadikan dalam kode etik Komite Olimpiade Internasional (IOC).

FIA dianugerahi status pengakuan penuh oleh IOC pada tahun 2013.

"Saya yakin FIA akan mengklarifikasi apa yang telah dinyatakan, dalam hal menghormati tempat-tempat tertentu yang tidak bisa Anda lakukan. Saya yakin FIA akan memiliki pandangan yang sama dengan F1 tetapi mereka adalah bagian dari federasi Olimpiade sehingga ada protokol yang harus mereka patuhi," tambah Domenicali.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi