Kapal yang ditumpangi pengungsi Rohingya mendarat di perairan Aceh (AFP/AYU MAJIAH)
Analisadaily.com, Banda Aceh - Setidaknya 69 pengungsi Rohingya, banyak dari mereka perempuan dan anak-anak, mendarat di pantai barat Indonesia pada Kamis (16/2) dengan perahu kayu.
Perwakilan Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR), Oktina Hafanti, mengatakan kapal itu mendarat di sebuah pantai di provinsi Aceh paling barat Indonesia.
Kata dia, satu penumpang mengatakan beberapa penumpang tewas selama pelayaran. Itu adalah kapal Rohingya keenam yang mendarat di Indonesia sejak November.
Sekitar satu juta Rohingya diperkirakan tinggal di kamp-kamp pengungsi di Bangladesh setelah mereka melarikan diri dari penganiayaan di negara tetangga Myanmar pada 2017.
Ribuan orang mempertaruhkan hidup mereka setiap tahun dalam perjalanan laut yang panjang dan mahal, seringkali dengan perahu berkualitas buruk, mencoba mencapai Malaysia atau Indonesia.
"Saat ini kami menghitung ada 69 orang, termasuk laki-laki, perempuan dan anak-anak," kata Hafanti dilansir dari AFP dan Channel News Asia, Kamis (16/2).
"Para pengungsi dipindahkan ke tempat penampungan sementara di dekatnya," ucapnya.
Hafanti mengatakan pihak berwenang akan memeriksa ulang jumlah korban setelah mereka tiba di tempat perlindungan.
Menurut seorang penumpang yang menyebut namanya Shorifuddin, kapal itu berangkat dari Bangladesh dua pekan lalu. Beberapa orang meninggal karena kekurangan makanan dan kapten meninggalkan penumpang di tengah perjalanan.
"Kami telah menderita di lautan selama 15 hari dan selama ini, kami tidak memiliki cukup makanan," kata remaja berusia 15 tahun itu kepada AFP.
Dia mengatakan dia melarikan diri dari Bangladesh dengan tujuh anggota keluarga termasuk orang tuanya berharap untuk kehidupan yang lebih baik di Indonesia.
“Kami dianiaya dengan keras di Bangladesh oleh penduduk setempat. Kami juga tidak memiliki kesempatan untuk belajar dan meraih pendidikan tinggi,” katanya.
Lima kapal lain yang membawa pengungsi Rohingya mendarat di Indonesia pada November dan Desember tahun lalu, membawa total hampir 700 penumpang.
Lebih dari 2.000 diyakini telah mencoba perjalanan berisiko pada tahun 2022, menurut UNHCR, jumlah yang sama dengan tahun 2020. Badan tersebut memperkirakan hampir 200 orang Rohingya meninggal atau hilang tahun
(CSP)