Pantauan di lapangan, Jumat (3/2) sekitar pukul 15.10 WIB, massa aksi tiba di depan Kantor DPRK Langsa dengan berjalan kaki sembari membawa replika mayat di atas keranda.

Kemudian pendemo secara bergantian melakukan orasi dengan menyampaikan bahwa air yang disalurkan selama ini tidak memuaskan pelanggan, bahkan biaya tagihan rekening dinaikan hingga mencapai 25 persen, dan itu sangat merugikan masyarakat (pelanggan).

"Kami kecewa dengan wakil rakyat, karena setiap pengambilan keputusan secara voting, kenapa sekarang dilakukan oleh wakil rakyat," sebut Ketua Alaska, Abdi Maulana.

Selain itu, lanjut Abdi, PDAM tidak perlu adanya investor, apalagi setiap tahunnya pemerintah membantu bantuan modal.

Dalam orasi ikut disaksikan oleh sejumlah anggota dewan dan mendapatkan pengawalan ketat dar pihak kepolisian. Namun, aksi masih berjalan tertib dan aman.

(DIR/RZD)