Bendera Korea Utara berkibar di tiang di Misi Permanen Korea Utara di Jenewa 2 Oktober 2014. (Reuters/Denis Balibouse/File Foto)
Analisadaily.com, Seoul - Kementerian luar negeri Korea Utara pada hari Minggu (5/3) meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menuntut penghentian segera latihan militer gabungan Amerika Serikat dan Korea Selatan.
"Latihan dan retorika dari sekutu secara tidak bertanggung jawab meningkatkan tingkat konfrontasi," kata wakil menteri luar negeri untuk organisasi internasional, Kim Son Gyong dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita negara KCNA.
Amerika Serikat dan Korea Selatan akan melakukan lebih dari 10 hari latihan militer skala besar pada bulan Maret, termasuk pendaratan amfibi, kata pejabat dari kedua negara pada hari Jumat (3/3).
AS dan Korea Selatan mengatakan latihan itu untuk membela diri dan diperlukan untuk melawan ancaman yang meningkat dari program rudal balistik dan senjata nuklir Korea Utara , yang dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan PBB.
Korea Utara pada hari Sabtu menyalahkan Amerika Serikat atas apa yang dikatakannya sebagai runtuhnya sistem kontrol senjata internasional dan mengatakan senjata nuklir Pyongyang adalah tanggapan yang adil untuk memastikan keseimbangan kekuatan di wilayah tersebut.
Sekutu juga melakukan latihan udara gabungan dengan pembom jarak jauh Amerika dan pesawat tempur Korea Selatan pada hari Jumat, dan telah melakukan latihan selama berminggu-minggu untuk pasukan ransum khusus.
"PBB dan komunitas internasional harus mendesak AS dan Korea Selatan untuk segera menghentikan pernyataan provokatif dan latihan militer bersama mereka," kata Kim dilansir dari Reuters dan Channel News Asia.
Sangat disesalkan bahwa PBB secara konsisten bungkam terhadap latihan tersebut, yang memiliki "sifat agresif yang jelas", katanya.
Bulan lalu Kim mengeluarkan pernyataan yang mengatakan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah "sangat tidak adil, tidak seimbang" dalam uji coba rudal Korea Utara.
(CSP)