Saktiawan Sinaga (Analisadaily/Facebook Saktiawan Sinaga)
Analisadaily.com, Medan - FIFA memastikan Indonesia batal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Keputusan disampaikan langsung melalui rilis resmi FIFA, Rabu (29/3) malam WIB.
Mantan striker Tim Nasional (Timnas) Indonesia asal Kota Medan, Saktiawan Sinaga menilai, batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 harus menjadi pembelajaran bagi semua.
"Tinggal kita, mau belajar apa enggak. Jangan dibiarkan sepak bola kita jadi dagelan terus," kata Saktiawan, Kamis (30/3).
Sementara itu, dari pecinta sepak bola, Muhammad Asril, mengimbau agar bangsa Indonesia jangan saling menyalahkan bangsa sendiri.
"Sudahilah cerai-berai soal Israel. Saya menilai, FIFA biang kerok sepak bola dunia," kata alumni Sekolah Sepak Bola (SSB) Bintang Timur Medan itu.
Menurutnya, yang pertama adalah FIFA tidak menghargai konstitusi dan dinamika yang terjadi di Indonesia. Sebab, penolakan terhadap Israel adalah dinamika.
"Karena sebagian dari kita menilai Israel merupakan imperialis yang tidak sesuai Pembukaan UUD 1945. Harusnya FIFA menghargai itu, dan mendiskusikan lebih lanjut dengan PSSI," sebut Asril.
Dengan pembatalan sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, Asril menilai FIFA telah mempermalukan Indonesia di mata dunia.
"Juga merugikan banyak pihak, termasuk sponsorship dan potensi UMKM yang berharap pada gelaran Piala Dunia," tegas Asril.
Kedua, lanjutnya, FIFA telah merusak mimpi para pesepak bola muda dunia, khususnya atlet Indonesia. Mimpi pesepak bola muda sirna bermain di pentas dunia.
"Di mana tanggung jawab FIFA?" ujarnya.
Asril mendorong agar PSSI mengajukan banding atas keputusan FIFA tersebut. "Ya, kalau ada peluang banding, maka wajib banding sebagai langkah konkret," ucapnya.
Asril menambahkan, penolakan terhadap Israel merupakan dinamika dalam negeri Indonesia. "Bukan resmi mewakili pernyataan sebuah negara, dan PSSI selaku federasi sepak bola anggota FIFA," tandasnya.
(RZD/RZD)