WHO Desak China Bagikan Informasi Asal-usul Covid-19

WHO Desak China Bagikan Informasi Asal-usul Covid-19
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, Tedros Adhanom Ghebreyesus, berbicara dengan Presiden Dewan Eropa, Charles Michel selama KTT para pemimpin G7 di kastil Schloss Elmau Bavaria, dekat Garmisch-Partenkirchen, Germany, June 27, 2022. (Michael Kappeler/Pool via Reuters)

Analisadaily.com, Jenewa - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) China didesak untuk membagikan informasinya tentang asal-usul Covid-19, dengan mengatakan bahwa sampai itu terjadi, semua hipotesis tetap ada, lebih dari tiga tahun setelah virus pertama kali muncul.

"Tanpa akses penuh ke informasi yang dimiliki China, Anda tidak dapat mengatakan ini atau itu. Semua hipotesis ada di atas meja. Itulah posisi WHO dan itulah mengapa kami meminta China untuk bekerja sama dalam hal ini. Jika mereka melakukan itu maka kita akan tahu apa yang terjadi atau bagaimana awalnya," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus dilansir dari Reuters dan Channel News Asia, Jumat (7/4).

Virus ini pertama kali diidentifikasi di kota Wuhan di China pada Desember 2019, dengan banyak yang mencurigai adanya pasar hewan hidup, sebelum menyebar ke seluruh dunia dan membunuh hampir 7 juta orang hingga saat ini.

Data dari hari-hari awal pandemi Covid, yang diunggah secara singkat ke database oleh para ilmuwan China, memberikan informasi tentang asal-usulnya, termasuk dugaan peran anjing rakun dalam virus corona yang mencapai manusia, kata peneliti internasional.

Pimpinan teknis WHO untuk Covid-19, Dr Maria Van Kerkhove, mengatakan informasi China terbaru menawarkan beberapa "petunjuk" tentang asal-usul tetapi tidak ada jawaban. Dia mengatakan WHO sekarang bekerja dengan para ilmuwan untuk mencari tahu lebih banyak tentang kasus paling awal dari 2019 seperti keberadaan mereka yang terinfeksi.

Dia menambahkan WHO masih belum mengetahui apakah beberapa penelitian yang diperlukan telah dilakukan di China dan jjuga telah meminta data asli dari Amerika Serikat yang mendukung studi baru-baru ini oleh Departemen Energi AS yang menyatakan bahwa kebocoran laboratorium di China kemungkinan telah menyebabkan pandemi Covid-19.

(CSP)

Baca Juga

Rekomendasi