Musim Panas Salah Satu Tantangan Haji 2023

Musim Panas Salah Satu Tantangan Haji 2023
Menang Yaqut Cholil Qoumas saat memberikan keterangan (Analisadaily/Istimewa)

Analisadily.com, Jakarta - Menteri Agama (Menang) Republik Indonesia Yaqut Cholil Qoumas menjelaskan, salah satu tantangan haji 2023 iklimnya masuk musim panas.

Tantangan lain, jemaah lansia lebih banyak, tentunya juga jemaah semakin padat apalagi semua negara dapat kuota 100 persen dengan jumlah jemaah diatas 100 ribu.

Hal itu dikatakan usai pembukaan Bimtek terintegrasi dengan Kemenkes PPIH Arab Saudi di Asrama Haji pondok Gede Jakarta, Rabu (12/4).

"Kondisi iklim di Saudi pada musim haji tahun ini masih sama seperti tahun sebelumnya, yakni musim panas hampir mencapai 48 derajat celsius bahkan bisa lebih," katanya.

Maka dengan kondisi tersebut kita lakukan persiapan haji lebih awal termasuk melakukan Bimtek pada petugas haji.

Di samping itu juga kita meminta pihak menteri kesehatan agar dibantu untuk melakukan skrining kesehatan pada jemaah.

"Jemaah yang benar-benar masakot atau berat sekali kondisinya, kita akan coba naikkan dulu kondisinya agar benar-benar siap untuk diberangkatkan sebagai jemaah haji nanti," jelasnya.

Kalau tidak, lanjut Gus Yaqut, daripada mengambil resiko terlalu berat kita akan mengambil kebijakan lain bersama kementerian kesehatan, mendiskusikan kembali terkait dengan istitoah kesehatan ini pada jemaah.

Jadi tetap bahwa kesehatan jemaah itu menjadi unsur yang penting, karena kita tau ibadah haji ini adalah ibadah fisik.

"Jadi kekuatan fisik dan syarat-syarat pisik itu menjadi utama," tambahnya.

Disoal kuota tambahan Haji 2023, Gus Yaqut sejauh ini mengaku masih mengusahakan alokasi tersebut.

"Sejauh ini kota tambahan masih diusahakan, mudah-mudahan dapat. Sebab terakhir saya ketemu dengan pihak pemerintah Arab Saudi mengatakan, mereka akan menunggu dulu proses input data dari negara-negara yang mengirim jemaah," terangnya.

Jika ada negara yang tidak menggunakan kuota penuh itu akan menjadi prioritas Indonesia untuk bisa dimanfaatkan.

Terkait akomodasi dan makanan jemaah Indonesia, Kemenag juga masih berkordinasi dengan Kementerian Perdagangan, di mana bertahun-tahun apa yang dimakan jemaah itu, bukan dari Indonesia, misalnya nasi dari Thailand, Vietnam. Ikan dari Philipina daging dari Brazil bumbu masak dari India dan lainnya.

"Insyaallah pada Senin besok, kita akan luncurkan produk-produk pertama, dan Pak Menteri Perdagangan akan meluncur komoditas pertama yang akan kita kirim ke Saudi,," pungkasnya.

(KAH/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi