Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, saat melaksanakan Salat Idul Fitri yang bertepatan dengan Hari Kartini di Gedung Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (21/4) (ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari)
Analisadaily.com, Jakarta - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, mengatakan Hari Kartini menjadi momen untuk memperbaiki kebijakan tentang perempuan.
"Inspirasi dan aspirasi dari Ibu Kartini, saya rasa sudah mulai berkembang cukup baik di Indonesia. Tetapi dalam implementasinya apabila masih banyak kekurangan, itu adalah tugas kita untuk memperbaikinya," kata Effendy dilansir dari Antara, Jumat (21/4).
Muhadjir juga mengatakan selama ini kebijakan tentang perlindungan dan pemberdayaan perempuan telah diatur dalam undang-undang dan juga melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).
"Indonesia saat ini juga menjadi ketua Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN 2023 dan salah satu agenda yang diperjuangkan adalah perlindungan tenaga migran, khususnya para perempuan di ASEAN," ujarnya.
Ia mengatakan saat ini pemerintah tengah menginisiasi Rancangan Undang-Undang (RUU) yang memberikan perlindungan kepada Asisten Rumah Tangga (ART) yang saat ini didominasi oleh perempuan.
Perayaan Shalat Idul Fitri 1444 Hijriah yang sebagian besar dilakukan warga Muhammadiyah jatuh hari ini bertepatan dengan peringatan Hari Kartini.
Sebelumnya Menteri Agama Republik Indonesia, Yaqut Cholil Qoumas, pada Selasa (18/4) juga mengatakan bahwa perayaan Idul Fitri 1444 Hijriah/Lebaran 2023 adalah hadiah untuk perempuan Indonesia.
Menag berharap dengan semangat Idul Fitri, perempuan-perempuan Indonesia bisa semakin berdaya dan merdeka, sebagaimana pesan Idul Fitri sendiri yang artinya memerdekakan diri.
(CSP)