YMMA memberikan apresiasi kepada pihak yang dinilai berkomitmen dalam penanggulangan TBC (Analisadaily/Amirul Khair)
Analisadaily.com, Batangkuis - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Hendra Cipta mengkritisi sikap pemerintah yang masih menganggap kasus tuberkulosis (TBC) tidak penting. Padahal kasus jenis penyakit ini cukup tinggi dan berbahaya serta pelayanan pengobatannya membutuhkan waktu cukup panjang.
Hal itu diungkapakannya saat menghadiri Halalbihalal yang dilaksanakan Yayasan Mentari Meraki Asa (YMM) Kabupaten Deliserdang di gedung pertemuan Bintang Johor, Desa Tumpatan Nibung, Kecamatan Batangkuis, Kamis (25/5).
Faktanya, Indonesia berada di peringkat 2 kasus TBC setelah India dan Cina berada di posisi 3. Provinsi Sumut kini berada di peringkat 6 di Indonesia setelah sebelumnya berada di peringkat 5 serta Deliserdang berada di peringkat 2 di Sumut.
Fakta tersebut menjadi bukti bahwa TBC merupakan penyakit serius yang belum hilang di tengah-tengah masyarakat dan menjadi tanggung jawab pemerintah untuk menjadikan ini sebagai hal serius serta penting untuk ditanggulangi.
“Kita (Indonesia) juara 2 setelah India. Sumatera Utara dulu ranking 6, sekarang 5 (Indonesia). Deliserdang di Sumatera Utara ranking 2. Ini bukti bahwa penyakit ini serius. Belum hilang di tengah-tengah masyarakat kita. Pemerintah menganggap ini tidak penting,” ungkap Hendra.
Politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini mendorong Pemerintah Provinsi termasuk kabupaten/kota di Sumut untuk memberikan atensi serius kepada masalah penanggulangan TBC dengan penganggaran yang terus harus dinaikkan sebegai bentuk keberpihak dan keseriusan dalam masalah ini.
Apalagi Pemprov Sumut memiliki 8 program prioritas. Satu di antaranya adalah pelayanan kesehatan. Mustahil pelayanan kesehatan kepada masyarakat akan maksimal bila tidak didukung anggaran yang besar dan mencukupi.
“Pemerintah harus memberikan perhatian lebih. Pemerintah provinsi termasuk kabupaten/kota di Sumut harus serius dan menjadikan masalah ini (TBC) sama pentingnya seperti penanganan stunting,” tegasnya.
Ketua Umum YMMA Deliserdang Taufik Hidayat menguraikan, fakta bahwa TBC merupakan penyakit berbahaya karena menular dan sulit diberantas juga panjangnya waktu pengobatan serta multidampak yang ditimbulkannya.
Deliserdang juga termasuk daerah dengan tingkat kasus cukup tinggi bahkan kasus terduga TBC-nya sangat banyak sehingga membutuhkan dukungan semua pihak termasuk masyarakat. Kasus ini harus segera dituntaskan.
Merujuk kepada fakta tingginya kasus TBC termasuk Deliserdang, sulit mewujudkan harapan Presiden Joko Widodo tentang program Eliminasi TBC 2030. Namun, YMMA bersinergi dengan semua pihak termasuk kader-kader yang sudah dilatih selama ini akan terus berkontribusi membantu dan mendukung pemerintah mewujudkannya.
Sebagai bentuk kontribusi, YMMA dengan 85 kader TBC, sudah terlibat aktif mengintervensi penanganan kasus TBC pada 17 kecamatan di Kabupaten Deliserdang dan punya komitmen eliminasi TBC 2030 dapat terwujud.
Dalam kesempatan itu, disaksikan langsung Pembina YMMA Sumut Zubaidah Pohan, YMMA Deliserdang memberikan penghargan kepada sejumlah Kepala Puskesmas dan petugas TBC yang dinilai konsisten dalam peningkatan dan melayani penanggulangan kasus TBC di puskesmas masing-masing.
(AK/RZD)