Indonesia Sedang 'Sakit', Jumlah Koruptor 1,200 Orang

Indonesia Sedang 'Sakit', Jumlah Koruptor 1,200 Orang
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD saat menyampaikan orasi dalam acara Dies Natalis ke-54 Unimal Lhokseumawe, Senin (12/6) (Analisadaily/Muhammad Saman)

Analisadaily.com, Lhokseumawe - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, menyinggung situasi Indonesia saat ini yang dia nilai sedang sakit.

“Saudara, saya ingin mulai dengan satu statement yang kadang kala mengagetkan. Indonesia sekarang sedang dilanda penyakit sangat berbahaya dan kronis yakni penyakit korupsi," kata Mahfud dalam orasi ilmiah saat Dies Natalis ke-54 Universitas Malikussaleh (Unimal) di Gedung ACC Unimal, Uteunkot, Lhokseumawe, Senin (12/6).

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu kemudian mengungkap jumlah koruptor di Indonesia yang mencapai 1.200 orang. Dari jumlah itu, 87 persen atau 1.004 lulusan sarjana.

Meski begitu, Mahfud mengatakan jumlah koruptor itu tidak sebanding dengan jumlah kaum terpelajar di Indonesia. Sebab, masih banyak sarjana yang bersih dan tidak menjadi koruptor.

“Dari 17 juta sarjana, koruptornya hanya 1.044 berarti itu 0,0006 persen. 1 persen masih pecah,” kata Mahfud.

Kata Mahfud, perguruan tinggi ini pada umumnya sudah berhasil mencetak kader bangsa dan membangun peradaban di Indonesia, sehingga negara ini menjadi maju. Ilmu pengetahuan dan teknologinya berkembang, sistem ketatapemerintahannya berjalan bagus, dan perekonomiannya.

“Biasanya orang mengukur peradaban dari situ. Dan, Indonesia perlu di lihat dari segi ini bahwa sudah maju, karena kita memiliki perguruan tinggi. Mengapa kita memiliki perguruan tinggi, karena kita merdeka dan berdaulat untuk membangun negeri sendiri,” ucap Mahfud.

Oleh sebab itulah, Mahfud berpesan kepada segenap sivitas akademik dan mahasiswa Unimal untuk membangun peradaban yang lebih baik. Ia mengatakan, memajukan peradaban merupakan salah satu tugas universitas. Penyelenggaraan pendidikan harus dilandaskan pada iman dan ketakwaan.

“Mari kita bangun negara ini menuju peradaban baru menjadi masyarakat madani seperti yang dibangun oleh Nabi Muhammad,” ujar Mahfud.

"Saya berharap agar kita semua bisa menyelenggarakan pendidikan sesuai konstitusi, yaitu menjaga keutuhan NKRI, melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan atau menjamin perdamaian. Itu juga sisi-sisi lain dari peradaban manusia dan negara yang maju,” tuturnya.

Jadi, kata Mahfud, tugas yang tidak boleh dilupakan dan sangat penting atau menjadi catatan dalam sejarah perkembangan dunia, maka universitas itu tugasnya antara lain memajukan peradaban. Tata cara hidup dengan tingkat kemajuan dan ketinggian kehidupan bersama yang menunjuk pada kehidupan bermasyarakat yang damai.

Rektor Universitas Malikussaleh, Prof Herman Fithra, mengatakan Mahfud berpesan bagaimana kampus khususnya Unimal bisa menjadi pusat peradaban untuk memperbaiki masyarakat agar bisa lebih mandiri dan berkembang. Bagaimana Unimal menjadi salah satu kampus yang mengedepankan paham pluralisme dan tidak membedakan agama, suku, budaya, ras, bahasa.

“Diharapkan agar nanti suatu saat Unimal menjadi salah satu kampus yang bisa mengubah peradaban manusia khususnya di Aceh,” ucap Herman.

(MHD/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi