Tim MCH yang mengunjungi masjid, wartawan Harian Analisa, Kali A Harahap (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Jeddah - Ada dua masjid yang menjadi objek kunjungan wisata religi jemaah haji dan umrah bila berkesempatan masuk kota Jeddah. Pertama masjid Qissos dan Masjid Ar-rahmah lebih dikenal orang masjid terapung.
Dua masjid ini tidak berjauhan. Hanya saja masjid qissos dibangun didaratan jarak keduanya membutuhkan 1 jam dari pinggiran laut merah. Sementara masjid terapung berlokasi di pinggir laut merah dan bangunannya menyolok di atas laut.
Tim MCH yang mengunjungi dua masjid ini, wartawan
Harian Analisa, Kali A Harahap lebih tertarik menulis masjid terapung yang berdiri kokoh di atas laut merah ini. Sebab, masjid terapung ini pada tahun 2007 silam, Kali berkesempatan mengunjunginya ketika umrah bersama M Ali Umri waktu itu Wali Kota Binjai.
Secara umum, masjid terapung tidak jauh beda dengan tahun 2007 hingga saat ini (2023). Hanya saja, tahun 2007 masjid terapung ini lebih asri, di areal sekitar belum banyak bangunan seperti hotel, toko-toko makanan. Masih asli pinggiran laut, dan banyak pasir serta bebatuan.
Namun seiring waktu, tahun 2023 di lokasi ini sudah tampak moderen, bangunan hotel-hotel sudah banyak berdiri, bangunan masjid juga banyak dipugar, pinggir lautnya juga sudah dibuat tangga sedemikian bagus, bahkan sekitar lokasinya sudah dusulap objek wisata, banyak permainan anak-anak, tempat kafe jajanan, hingga lokasi area ini ada arena sirkuit balapan kenderaan roda dua dan empat.
“Dan banyak lagi aneka permainan yang sudah dibuat pihak pemerintah Arab Saudi,” kata Kali kepada
Analisadaily.com, Rabu (14/6).
Shodik, sekuriti sekitar masjid mengaku lokasi ini sudah menjadi objek wisata, baik jemaah dan warga Arab ketika libur, lokasi ini dibuat liburan bersama keluarganya sebab tempat penginapan juga sudah banyak, dan lokasi bersantai di areal lokasi sudah dibangun sedemikian rupa dengan baik. Sementara untuk kunjungan jemaah khususnya warga Asia, masih menjadi favorit ketika tiba di Jeddah.
“Kalau musim umrah, masih banyak dikunjungi jemaah, selain tempatnya bagus, juga lokasinya di atas laut merah.
Dari kondisinya saat ini area Masjid Terapung sudah dipugar dengan baik, tempat-tempat duduk di sepanjang pinggiran laut dibuat langsung menghadap ke tengah laut, ada juga didesain tempat foto dan berbagai permainan lainnya,” kata Shodik kepada Kali.
Sementara di area ini terus dibangun hotel untuk menampung warga yang berkunjung. Intinya, wajah area Masjid Terapung di laut merah ini kini sudah moderen selain tempat wisata religi, di areal lokasi ini juga dibangun objek wisata lain demi kebutuhan para pengunjung yang datang. Sambil beribadah di masjid, sambil berwisata menikmati keindahan alam laut.
Sekilas Masjid Terapung
Tim MCH yang mengunjungi masjid, wartawan Harian Analisa, Kali A Harahap
Dari berbagai sumber yang diperoleh , masjid ini dianggap sebagai masjid terapung pertama di dunia, dikutip dari Alarabiya. Dibangun pada 1985 di atas lahan 2.400 meter persegi, mampu menampung 2.300 jemaah.
Masjid ini juga dirancang dengan teknologi moderen, serta memiliki sistem pengeras suara dan pencahayaan yang canggih. Selain itu, juga memiliki 52 kubah dan 23 payung di bagian luar.
Pada setiap kubah terdapat lukisan kaligrafi Alquran dengan beragam jenis khat, seperti diwani, riq'ah, dan naskhi. Secara resmi, masjid ini dinamai Masjid Ar-Rahmah, tetapi masyarakat lebih mengenalnya sebagai Masjid Fatimah Az-Zahra.
Dinamai masjid terapung karena berdiri di atas laut merah. Karena kepopulerannya, masjid ini menjadi salah satu yang paling banyak dikunjungi, terutama dari Muslim Asia Timur yang sedang umrah atau haji. Pengunjung biasanya datang ketika Subuh dan saat matahari terbenam.
(KAH/RZD)