Tiga Bandara yang meraih Penghargaan Bendera Emas SMK3 tersebut adalah Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Bandara Sam Ratulangi Manado, dan Bandara Internasional Lombok dengan penghargaan Kategori Lanjutan.

"Angkasa Pura I sebagai pengelola Bandara senantiasa berkomitmen dalam penerapan prinsip keselamatan dan kesehatan kerja dalam setiap aktivitas di Bandara. Penghargaan yang diterima Bandara-bandara kami ini membuktikan tingginya komitmen perusahaan terhadap K3," ujar Direktur Operasi PT Angkasa Pura I MMA, Indah Preastuty, Jumat (23/6).

"Implementasi prinsip K3 di Bandara Angkasa Pura I juga merupakan komitmen perusahaan terhadap pemenuhan kepatuhan terhadap Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja," ucapnya.

Penghargaan tersebut berhasil diraih setelah melaksanakan audit eksternal SMK3 dengan 166 kriteria sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012. Penghargaan Bendera Emas SMK3 yang diraih tiga bandara Angkasa Pura I tersebut sekaligus melengkapi capaian dalam penghargaan yang sama di tahun 2022 lalu, di mana tujuh bandara berhasil meraih Bendera Emas Sertifikat SMK3.

Selain Penghargaan Bendera Emas Sertifikat SMK3 yang diraih oleh tiga Bandara, Angkasa Pura I juga berhasil meraih tiga penghargaan lain, yaitu Penghargaan Zero Accident Award yang berhasil diraih oleh lima Bandara yakni Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan, Bandara Internasional Lombok, Bandara Adi Soemarmo Solo, dan Bandara Adisutjipto Yogyakarta.

Penghargaan Program Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS (P2HIV/AIDS) yang berhasil diraih oleh Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali; serta Penghargaan Program Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19 (P2COVID) yang diraih oleh Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali dan Bandara Internasional Lombok.

"Mewakili Manajemen, kami turut menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi kepada seluruh pihak, utamanya kepada instansi stakeholder komunitas bandara atas peranan dan kontribusinya selama ini sehingga capaian ini dapat kami pertahankan, serta utamanya atas tercapainya standar keselamatan dan kesehatan kerja di bandara-bandara Angkasa Pura I," tutur Indah.

Dia menambahkan, Bandara membutuhkan penerapan K3 secara konsisten.

"Bandara merupakan ekosistem yang kompleks, di mana banyak pihak yang memiliki peranan penting, serta banyak proses bisnis yang membutuhkan standar keselamatan dan kesehatan kerja yang sangat tinggi. Capaian ini tidak hanya kami syukuri, tetapi juga menjadi pemicu bagi Angkasa Pura I dan seluruh instansi terkait untuk terus menerus menciptakan lingkungan kerja yang aman, selamat, sehat, dan nyaman bagi seluruh insan yang bekerja di dalamnya, serta bagi seluruh pengguna jasa Bandara," pungkas Indah.

Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Ida Fauziyah, menekankan pentingnya implementasi K3 di tempat kerja.

"Pelaksanaan K3 harus menjadi perhatian yang sangat serius, dan menjadi prioritas bagi dunia kerja di Indonesia. Kami mengajak dan mendorong perusahaan untuk menerapkan SMK3 secara konsisten, sebagaimana ketentuan Perundangan yang berlaku sehingga K3 melekat kepada individu yang berperan serta di perusahaan, dan terwujudnya peningkatan produktivitas kerja," ujar Ida.

(TRY/CSP)