“Monitoring dan evaluasi untuk memastikan SOP haji yang menyangkut komsumsi, akomodasi, transportasi pelayanan lansia, termasuk kesiapan petugas itu semuanya sudah dibimtek,” jelas Amri Siregar.

“Kita sebagai Tim Monev bertugas untuk memastikan berjalan dengan baik hal yang kurang kita berikan saran, kita turun ke lapangan, misalnya kita lihat ada hambatan, kita juga ikut memberikan solusi,” sambungnya.

Tim Monev yang diketuai Prof Abu Rohmat juga tidak melihat kekurangan, tapi justru memastikan layanan haji yang berkeadilan dan ramah lansia ini terlaksana dengan baik.

Disoal apa kendala, menurut Amri yang juga mantan KaKanwil Kemenag Sumut ini, timnya ada menemukan catatan di beberapa hal terkait haji tahun ini, misalnya terjadinya penempatan barang bawaan jemaah, lalu jemaah sudah sampai tapi barang bawaan belum ini dari segi transportasi.

“Tapu ini tidak hal yang besar, cuman hal yang kecil saja, hal lain bidang konsumsi terkait rasa tidak sama, ada yang bilang terlalu pedas ada yang bilang biasa saja ada yang terlalu manis. Jadi yang kita lihat secara umum semua layanan sudah berjalan sesuai SOP bahwa ada hal-hal kecil biasa saja,” jelasnya.

Terkait persiapan Armuzna, menurutnya, sudah disiapkan sedemikian rupa, tapi harus disadari pada saat ini diutamakan yang lansia. Dari struktur juga yang menyiapkan pihak Arab Saudi, pihaknya hanya kontrak dengan masyarik atau penyelenggara.

Tetapi harus diakui ketersediaan itu kurang lebih pas-pasan, oleh karena itu tidak jarang ada yang terpaksa bersempitan, tetapi itulah seninya berhaji. Dengan begitu semakin mengenal diri.

“Oleh karenanya Arafah ini proses pengenal diri, jadi kita harus sampai ke titik nadir sebenarnya, jadi kalau masih ada pelayanan seperti ini masih Alhamdulillah, justru kalau sebagian orang mau mencari tantangan dalam berhaji sehingga ia semakin mengenal diri,” sebutnya.

“Intinya Arfah itu kita berusaha mengenal diri dengan mengakui dosa-dosa yang diperbuat dan minta ampun, sehingga kita manusia terlahir baru,” pungkasnya.

(KAH/RZD)