BPS: Periode September 2012-Maret 2023 Tingkat Kemiskinan di Sumut Cenderung Turun

BPS: Periode September 2012-Maret 2023 Tingkat Kemiskinan di Sumut Cenderung Turun
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Nurul Hasanudin (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Secara umum, pada periode September 2012 – Maret 2023 tingkat kemiskinan di Sumatera Utara (Sumut) secara linier cenderung menurun meskipun terjadi fluktuasi dalam jumlah maupun persentase penduduk miskin.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Nurul Hasanudin mengatakan, ada dua fase turun naik yang terjadi. Fase pertama dari September 2012 cenderung menurun hingga Maret 2014 dan kemudian meningkat hingga September 2015.

Fase kedua terjadi penurunan pada Maret 2016 hingga September 2019, lalu mulai meningkat pada Maret 2020 hingga September 2020. Kenaikan tingkat kemiskinan pada fase pertama, khususnya pada Maret 2015 hingga Maret 2017 dipicu oleh kenaikan harga barang kebutuhan pokok sebagai akibat dari kenaikan harga bahan bakar minyak.

Sementara itu, kenaikan jumlah dan persentase penduduk miskin pada fase kedua, periode Maret 2020 hingga September 2020 merupakan dampak terjadinya pandemi Covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia.

“Sebaliknya keadaan sejak Maret 2021 hingga Maret 2023 terjadi penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin, hingga kembali ke level sebelum terjadinya pandemi,” katanya, Senin (17/7).

Diterangkan Hasanudin, hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilaksanakan pada bulan Maret 2023 menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin di Provinsi Sumut sebanyak 1.239,71 ribu jiwa atau sebesar 8,15 persen terhadap total penduduk Provinsi Sumut.

Jumlah penduduk miskin tersebut menurun jika dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada bulan Maret 2022 yang mencatatkan jumlah penduduk miskin sebanyak 1.268,19 ribu jiwa atau sebesar 8,42 persen.

“Terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebanyak 28,48 ribu jiwa pada periode Maret 2022 hingg Maret 2023, dengan penurunan persentase penduduk miskin sebesar 0,27 poin,” terangnya.

Jika dibandingkan dengan keadaan semester lalu pada September 2022, dimana jumlah penduduk miskin sebanyak 1.262,09 ribu jiwa dengan persentase 8,33 persen, terjadi penurunan sebanyak 22,38 ribu jiwa dan penurunan persentase penduduk miskin sebesar 0,18 poin.

Berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode September 2022 hingga Maret 2023, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang sebanyak 26,4 ribu jiwa, sedangkan di perdesaan justru bertambah sebanyak empat ribu jiwa, dengan persentase penduduk miskin di daerah perkotaan mengalami penurunan sebesar 0,40 poin sementara di perdesaan mengalami peningkatan sebesar 0,07 poin.

(REL/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi