Kisah Kampung Mojokoncot, Ditinggalkan Penduduknya, Hanya Tersisa 2 Rumah (detikcom)
Analisadaily.com, Jakarta - Desa Tampingrejo di Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto benar-benar ditinggalkan penduduknya. Kini hanya 2 rumah yang tersisa di kampung berjuluk Mojokoncot tersebut, sehingga disebut kampung hilang.
Mojokoncot masuk wilayah administrasi RT 03 RW 02, Dusun/Desa Kedunggede, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto. Penduduk asli kampung ini, M Kholiq (50) mengatakan Mojokoncot dulunya bernama Desa Tampingrejo di wilayah Kecamatan Dlanggu.
Zaman kakek buyutnya, Sampu hingga semasa hidup neneknya, Laminah, Desa Tampingrejo dihuni banyak orang layaknya sebuah kampung. Tampingrejo dipimpin seorang kepala desa perempuan bernama Suprono. Pada zaman itu, rumah-rumah penduduk masih berbahan kayu dan bambu.
"Bu Lurah Suprono, beliau lurah Tampingrejo zaman dulu. Ketika beliau menjabat, bapak saya belum lahir. Bapak saya kelahiran 1954," kata Kholiq, melansir dari detikcom, Sabtu (29/7/2023).
Lurah Suprono dan anaknya ternyata dimakamkan persis di sebelah selatan rumah Kholiq. Kedua makam ini mempunyai batu nisan berbahan batu andesit yang tampak kuno. Kedua makam masih dipelihara dengan baik hingga kini.
Kholiq menuturkan, pada zaman itu, Desa Tampingrejo mempunyai 2 akses jalan. Akses pertama di sisi utara desa berupa jalan tanah menuju Dusun Karangasem, Desa Kedunggede. Sedangkan akses kedua melalui jembatan bambu selebar 1,5 meter di atas sungai untuk menuju Dusun Kedunggede.
Sekitar tahun 1971, Desa Tampingrejo ditinggalkan penduduknya. Sehingga hanya tersisa 11 rumah penduduk di kampung ini. Yaitu 8 rumah di bagian barat dan 3 rumah di bagian utara. Menurut Kholiq, penduduk yang tersisa semuanya kerabat mendiang bapaknya, Seri.
Mayoritas lahan kampung berubah menjadi persawahan. Begitu juga akses jalan sisi utara yang dulunya menghubungkan Tampingrejo dengan Karangasem. Sehingga satu-satunya akses yang tersisa hanya jembatan bambu penghubung Tampingrejo ke Dusun Kedunggede.
"Setelah Desa Tampingrejo punah sekitar tahun 1971, dijuluki Mojokoncot. Itu hanya julukan saja. Kemudian KTP warga sini ikut Dusun Kedunggede," pungkasnya.
(DEL)