Contoh dari penerapan pendidikan yang berbasis kearifan lokal di antaranya menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dengan menanamkan dan membudayakan lagu wajib, lagu daerah, mainan daerah ataupun tari daerah.

STKIP Budidaya merupakan lembaga pendidikan keguruan yang telah sejak lama menjadi lembaga yang melahirkan guru-guru profesional. Salah satu bentuk nyata STKIP Budidaya sebagai penyelenggara pendidikan yang profesional adalah dengan konsisten melakukan kegiatan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM).

Di tahun 2023 ini STKIP Budidaya berhasil mengadapatkan Hibah Bersaing PKM dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dengan judulPeningkatan Mutu Pelayanan Pendidikan Sekolah Dasar Swasta Islamiyah”

Melalui pendampingan berbasis kegiatan PKM ini diketuai M. Dian Wahyudi, M.Pd., seorang dosen Prodi Adminisrasi Pendidikan, dengan beranggotakan Risma Dina, S.Pd., M.Pd. dosen Prodi Bimbingan Konseling dan Fhety Wulandari Lubis, S.Pd., M.Pd. dosen Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia. Kegiatan ini juga melibatkan 2 mahasiswa Prodi Administrasi Pendidikan, Naziha Silmi dan Rizky Anugrah Pratama Tanjung.

"Kegiatan ini difokuskan pada Ekstrakurikuler Seni Tari yang masuk ke dalam kurikulum SD Swasta Islamiyah. Melalui tarian diharapkan dapat mengembangkan kecintaan siswa terhadap budaya Indonesia yang berbasis kearifan lokal," katanya, Selasa (3/9).

Kepala SD Swasta Islamiyah, Diah Anggraini Syahputri, S.Pd.I menyatakan perasaan senang dengan terselenggaranya kegiatan ini, yang dapat memberikan peningkatan mutu pelayanan pendidikan di sekolah. Selain itu, kegiatan ini menunjukkan SD Swasta Islamiyah mendapat perhatian lebih dari insan pendidikan tinggi (dosen dan mahasiswa) dengan menjadi salah satu tempat pelaksanaan PKM.

“PKM telah direncanakan sejak Juni 2023, dimulai dengan konsolidasi secara rutin dengan civitas sekolah dan baru terlaksana September 2023. Selain itu, kegiatan PKM ini dimulai dengan menentukan Pemetaan Kearifan Lokal di Desa Sumber Melati, Diski, setelah diitentukan difokuskan kepada seni tari, lalu merujuk pada kurikulum yang berlaku, kemudian kepala sekolah menginstruksikan guru kelas untuk memasukkan seni tari ke dalam materi pembelajaran, guru kelas pun dianjurkan untuk melatih siswanya menari pada kegiatan pengembangan diri,” sebutnya.

Sebagai upaya pengembangan kemampuan diri para guru, turut dipanggil narasumber kegiatan yaitu Dr. Muhammad Ardansyah, M.Pd., yang merupakan Tim Ahli MBKM LLdikti Wilayah I dengan materi Manajemen Kelas: Pengembangan Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal.

(REL/RZD)