
Analisadaily.com, Batubara- Upaya pemberdayaan perempuan menjadi bagian dari pembangunan manusia. Perempuan sebagai salah salah satu sumber daya yang memiliki potensi yang cukup besar dan dapat dikembangkan dalam konteks pembangunan nasional.
Adanya fenomena mengenai perempuan dengan kondisi lingkungan ekonomi rendah, di mana sistem budaya patriarki secara tidak langsung telah memberikan batasan-batasan bagi perempuan sehingga timbul ketidaksetaraan (gender) turut melahirkan kedekatan identitas perempuan dengan kemiskinan.
Berdasarkan masalah tersebut, Dosen Universitas Sumatera Utara, Dra. Mardiah Mawar Kembaren, M.A., Ph.D menggelar kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Perkebunan Tanjung Kasau, Kabupaten Batubara dengan bermitra bersama Rumah Industri Batik Prima Jaya Batubara.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini disambut dengan rasa bahagia oleh seluruh masyarakat Desa Perkebunan Tanjung Kasau. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dibuka oleh Kepala Desa Perkebunan Tanjung Kasau, yaitu Suheri beberapa waktu lalu.
Dalam rilis yang diterima Analisadaily.com, Selasa (10/10), Suheri menegaskan bahwa rumah Industri Batik Prima Jaya ini merupakan potensi lokal yang mampu meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat setempat, namun keterbatasan sumber daya manusia dalam memproduksi batik masih begitu rendah.
“Permintaan produksi batik di Prima Jaya hari ini kian meningkat, baik itu permintaan batik yang dipesan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara maupun Pemerintah Kabupaten Batubara sendiri. Namun, para ibu pembatik di sini cukup kesulitan untuk memenuhi permintaan tersebut karena masih minimnya sumber daya manusia yang mampu memproduksi batik” ucap Suheri.
Kedatangan tim PKM USU ke Desa Perkebunan Tanjung Kasau ini memberikan angin segar bagi masyarakat di sana. Ketua pengusul pengabdian, yaitu Dra. Mardiah Mawar Kembaren, M.A., Ph.D menyampaikan bahwa salah satu solusi penyelesaian masalah yang dialami oleh Rumah Industri Batik Prima Jaya adalah dengan melaksanakan pemberdayaan perempuan di Desa Perkebunan Tanjung Kasau.
“Kita telah melihat pasar bahwa keperluan batik di Sumatera Utara ini kian meningkat. Kita mesti mampu memasarkan batik lokal Sumut, khususnya batik bermotif Melayu sehingga identitas kita tetap terjaga sebagai ciri khas lokal Sumut. Melalui pengabdian masyarakat ini, kita akan laksanakan pelatihan membatik kepada para perempuan desa yang belum mampu memproduksi batik, padahal alat-alat kita sudah sangat memadai. Nantinya, seluruh konsumen di Sumut ini kita harapkan melakukan pemesanan batik di Prima Jaya, tidak perlu lagi sampai memesan ke Pekalongan.” tutup Mardiah dalam sambutannya.