Jauh Tertinggal dari Daerah Lain, Pilkada 2024 Paluta Harus Ada Perubahan (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Paluta - Tokoh muda tingkat nasional, Akhmad Gojali Harahap, menilai Kabupaten Padanglawas Utara (Paluta) sudah jauh tertinggal dari daerah lain. Apalagi bidang pendidikan, sosial budaya dan lainnya.
"Tak usah jauh, kita studi banding di Sumut, kita jauh tertinggal dibandingkan daerah-daerah lain," kata Akhmad Gojali, putra asli Portibi ini, saat didampuk sebagai pembicara di HUT ke-6 Waterboom RCM Grup, Minggu (26/11).
Misalnya, lanjut Gojali, di Tapsel ada sekolah unggulan mulai dari SMU, kemudian MAN IC dan lainnya. Pertanyaan, di Paluta ini ada tidak sekolah unggulan? Kalau tidak ada,mungkin jawabannya karena pemerintah saat ini tidak memikirkan.
“Dan juga pemerintahnya tidak mau menganggarkan untuk sekolah unggulan. Padahal sekolah unggulan ini sangat perlu, sebab 5 hingga 10 tahun ke depan kita harus menyiapkan generasi yang unggul. Kemudian kita lihat dari aspek budaya, boleh dikatakan budaya kita saat ini sudah mulai jauh dari agama, sudah mulai jauh dari adat istiadat Paluta,” sebutnya.
“Oleh karena itu, dalihan natolu (mora, kahanggi, anak boru) itu menjadi sipirit kita sampai kapanpun, supaya kita saling menghargai antara mora, kahanggi anak boru saling menguatkan. Ini belakang kita lihat anak-anak kita sudah tidak paham yang dimaksud dalihan natolu, semua berantam, kenapa karena tidak kita lestarikan,” sambungnya.
Yang ada saat ini, sebutnya, hanya simbol-simbol, ada raja adat, ada ketua adat. Tetapi nilai-nilai dalihan natolu tidak tertanam di jiwa serta anak-anak, dan ini menjadi persoalan.
Kemudian agama, di Paluta ini terbanyak pesantren sekitar 54. Melihat kondisi ini semua harusnya sudah jauh dari maksiat, dosa serta narkoba dan lainnya.
“Tetapi apa yang kita lihat saat ini tempat maksiat masih merajalela di Paluta ini, hal inilah yang menjadi persoalan. Lain lagi persoalan ekonomi sangat miris kita lihat. Menurut Dirjen Pertanian RI, Paluta ini termasuk terbelakang soal pertanian dan ekonomi, ini baru di tingkat kabupaten kota. Bayangkan 415 kabupaten kota se-Indonesia kita di nomor berapalah itu,” bebernya.
“Maka atas dasar inilah kami dari perantauan di Ibu Kota Jakarta kompak dan sepakat untuk melakukan perubahan di Paluta, dan orangnya yang akan memimpin perubahan itu adalah Hamsiruddin Siregar,” tegas Gojali, mantan aktivis PMII 98 ini.
"Hal ini terjadi pro dan kontra tidak apa-apa, namun pada umumnya semua ingin ada perubahan di Paluta untuk memimpin. Kenapa pilihan kami pada Hamsiruddin Siregar, bukan karena famili, bukan karena teman dekat atau yang lain-lain. Tetapi pertama dari aspek kapasitas intelektual Hamsiruddin layak, jenjang pendidikannya mulai dari SMA hingga S2. Artinya layak memimpin di Paluta di masa yang akan datang,” lanjutnya.
Kedua dari aspek kepemimpinan, Hamsiruddin sudah memimpin ribuan karyawan, baik di Paluta maupun di Jakarta, itu teruji dan sukses. Ketga, ia juga sudah banyak berbuat di Paluta, baik sosial, infrastruktur, dan aspek wisata.
“Kalau hitungan bisnis, rugi wisata air dibangun di Paluta, tetapi ini tetap dikerjakan, inilah yang membuat kita akan mampu dan layak menjadi pemimpin di masa yang akan datang. Sebab komitmen dan sepakat dengan program yang ditawarkan, sepakat dengan perubahan yang akan kita lakukan, baik pendidikan, sosial budaya, ekonomi termasuk reformasi birokrasi,” sebutnya.
“Kenapa reformasi birokrasi, karena mentalitas di Paluta oknumnya mentalitas korupsi, maka dari itu harus kita ubah. Kemudian pelayanan juga sangat tidak memuaskan, bahkan terkesan mereka itu harus dilayani bukan melayani sebagai Aparatur Sipil Negara,” sambungnya lagi.
Ke depan Hamsiruddin akan siap karena sudah diskusi panjang dan sudah banyak ngobrol, dan sudah menyusun sejumlah program visi misi.
“Oleh karena itu, saya yakin dan percaya Hamsiruddin akan mampu memimpin Paluta ini dan insya Allah terpilih di 2024,” pungkas sekjen Prabowo Mania 08 ini.
(KAH/RZD)