GESID Akui Teknologi Digital Ikut Berperan Wujudkan Indonesia Emas 2045 (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Generasi Indonesia Emas (GESID) hadir menjawab kegelisahan generasi muda dalam menghadapi perkembangan zaman. GESID coba membangun kolaborasi bersama stake holder, pemerintah, serta masyarakat sosial demi merealisasikan Indonesia Emas 2045 mendatang.
Mempersiapkan generasi berkualitas dalam menyambut bonus demografi dengan usia produktif yang sangat tinggi menjadi tugas yang tengah diemban. Perkumpulan yang berpusat di Jakarta dan memiliki keterwakilan di tiap Provinsi termasuk Sumatera Utara itu mengusung sejumlah program dalam upaya merealisasikan Indonesia Emas 2045.
Tentu butuh satu gerakan nyata dari perkumpulan para pemuda kreatif dan progresif dengan beragam latar pendidikan itu. Dan itu telah dilakukan sejak hadirnya pada 2022 lalu. Misi GESID mempersiapkan generasi emas di tengah situasi bonus demografi ini pun sejalan dengan Gerakan Gadget Sehat Indonesia (GGSI) yang diinisiasi oleh Prof.Dr.dr. Ridha Dharmajaya Sp BS (K).
Keduanya saling berbagi informasi dalam satu wadah komunikasi yang terjalin di Podcast Endorfin. Raja Fanny Fatahillah, Korwil GESID Sumut hadir sebagai bintang tamu, dan Prof Ridha menjadi pemandu di acara bincang sahabat muda Endorfin itu.
Kehadiran Raja menurut Prof Ridha diharapkan mampu memberikan inspirasi bagi insan generasi muda. Dalam perbincangan akrab dan mengalir hangat itu, Raja membuka obrolannya dengan melihat kondisi sejumlah negara maju seperti Jepang dan Korea yang berada dalam situasi defisit usia produktif.
"Kami yakin bahwa anak-anak Indonesia punya SDM luar biasa kalau pada tempat yang pas. Artinya baik dari stake holder pemerintah, maupun sosial masyarakat menyiapkan wadah bagi kaum muda untuk berkreatifitas supaya nanti kita usia produktifnya gak bingung lagi tentang pengangguran. Kita bisa ekspor SDM. Jangan lagi ekspor nikel tapi ekspor SDM kita. Karena negara maju saat ini membutuhkan," ujar Raja Jumat (26/1/2024) siang lalu.
Raja mengajak, defisit usia produktif di sejumlah negara maju sudah saatnya dimanfaatkan. "Kami dari generasi emas Indonesia (GESID) siap berkolaborasi dengan teman-teman menciptakan program-program demi mewujudkan generasi emas Indonesia pada satu abad Indonesia ke depan," lanjut Raja yang mengaku jika GESID saat ini tengah gencar menggerakkan sekolah literasi di tiga kabupaten/kota di Sumut dan berkolaborasi dengan pemerintah daerah.
Dalam hal mendukung sejumlah program, Raja tak menampik jika GESID juga memanfaatkan teknologi digital. "Tak bisa dipungkiri bahwa digital sangat membantu dalam membuat gerakan massif secara nasional dan kami juga bekerja sama dengan pusat data Pusbang di Jakarta bahwa harus ada satu web server. Kami punya web server milik swasta dan terkooptasi dengan pusat penelitian dan pembangunan di Jakarta agar gak gampang dibobol," tuturnya.
Masuk dalam homenya lanjut Raja, GESID memiliki pendataan digital keanggotan seluruh Indonesia. "By name, by address, KTP, KK dan juga nomor whatsapp, semua lengkap dalam satu home di web generasi emas Indonesia. Kedua, bagaimana ketika data itu semua kita punya, kita pakai aplikasi. Ketika kawan-kawan di daerah generasi emas menemui kendala dari sisi perizinan pemerintahan mereka tinggal masukkan laporan ke aplikasi itu dan tinggal nanti pusat lakukan koordinasi dengan stake holder di daerah," ungkapnya.
Untuk Sumut sendiri, selain mendata dari sisi pusat, GESID juga membuat database sendiri bernama ICO Digital. "Di situlah kami bermain, semua latar belakang kami relawan akan tertera secara jelas dan nyata. Itulah pentingnya data secara digital. Karena saya dan kawan-kawan ingin GESID harus jadi company non profid. Sistem kerja, etos kerja relawan, kordinat semuanya kita bangun seperti perusahaan professional," ucapnya.
Melihat gerakan GESID yang memiliki keinginan mewujudkan Indonesia Emas 2045, menurut Prof Ridha langkah yang harus diikuti oleh generasi muda terkhusus Gen-Z saat ini. Guru besar fakultas kedokteran USU itu berharap tak ada lagi generasi lemah karena salah memanfatkan teknologi dengan menggunakan media seperti gadget. "Apa yang dilakukan GESID dengan menjadikan teknologi digital sebagai sarana mengembangkan program-programnya secara nasional adalah langkah tepat dan bisa menjadi referensi dan dicontoh para generasi muda saat ini," ujar pria yang juga berprofesi sebagai doker ahli bedah syaraf itu.
Prof Ridha pun mengajak para generasi muda terutama generasi Z untuk berbuat demi menyukseskan Indonesia Emas 2045. "Khusus buat Genzi (generasi-z) sekalian saatnya berbuat. Kita harus bangkit untuk menuju generasi emas 2045 dan GESID salah satu motor dari gerakan untuk menuju Indonesia Emas 2045," ungkap Prof Ridha.
(JW/RZD)