Jasad Magdin Situmorang petugas KPPS disemayamkan sementara di rumah duka di Sidikalang Kabupaten Dairi, Minggu (18/2) (Analisadaily/Sarifuddin Siregar)
Analisadaily.com, Sidikalang - Magdin Situmorang (49) warga Jalan Karya, Desa Huta Rakyat, Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi, meninggal dunia, Jumat (16/2). Jasad disemayamkan sementara di rumah duka.
Famili dekat, Togar Munthe dan Saiful Zuhri Panjaitan, Minggu (18/2) mengatakan, kepala keluarga tersebut merupakan anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Pemilu, Rabu (14/2). Meninggal dunia diduga akibat kelelahan melaksanakan tugas Pemilu.
“Diduga meninggal dunia akibat kelelahan menjalankan tugas Pemilu. Secara fisik, memang, Magdin sehat dan berbadan tegap. Tidak ada keluhan penyakit sebelumnya,” kata Munthe.
Dijelaskan, berdasarkan informasi keluarga, Magdin pulang ke rumah, Kamis (15/2) pagi hari. “Dia tiba di rumah sekira pukul 06.00 dan langsung tidur,” kata Munthe.
Ketika istrinya, Juita boru Pasaribu sampai di kediaman usai jualan atau ‘merrengge-rengge’, tak ada sahutan Magdin. Suami ditemukan tak bergerak. Selanjutnya, segera dilarikan ke RSUD Sidikalang.
Penuturan Munthe dan Panjaitan, RSUD Sidikalang merujuk pasien dimaksud ke RS Mitra Sejati Medan, malam itu. Pasien ini sempat menjalani operasi menyusul pecah pembuluh darah. Jumat pagi, sanak famili menerima kabar duka cita.
“Meninggal diduga akibat kelelahan,” kata Panjaitan lagi.
Ketua Komisi Pemilihan Suara (KPU), Freddy membenarkan, Magdin adalah bagian dari KPPS. Perannya sebagai Pam Linmas.
Diterangkan, usai rekapitulasi, Magdin ikut mengantar kotak suara ke PPS. Kemudian kembali ke kediaman masing-masing. Kabar pilu diterima KPU beberapa jam sesudahnya.
Dijelaskan, keluarga besar KPU telah melayat dan menyampaikan ucapan duka. Peristiwa itu sudah dilapor ke KPU Sumut dan Pusat. Akan diberi santunan, walaupun uluran itu tidak bisa mengembalikan nyawa.
“Secara kelembagaan, kami turut berduka. Kami akan memberi santunan walaupun donasi tidak bisa mengembalikan nyawa,” ujar Freddy.
Ketua PPS, Agus Sipayung menerangkan, KPPS memang bekerja sampai pagi. Sipayung bermaksud menyerahkan honor Rp 700 kepada Magdin, namun anak dari Magdin merespons, orang tua itu lagi istirahat.
“Petang hari setelah mengantar kotak suara, saya mau ngasih honor ke rumah Magdin. Tapi anaknya bilang, ayah sedang istirahat,” kata Agus.
Kabar lain menyebut, Magdin tercatat sebagai tenaga honorer di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Dia sudah hampir 15 tahun mengabdi di kantor itu.
(SSR/RZD)