Prof Ridha (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Kasus bullying atau perundungan di sekolah kembali terjadi. Belum hilang dari ingatan kejadian seorang siswa SMP di Cilacap merundung adik kelasnya.
Kini, kasus yang sama kembali terulang. Bahkan, kasus yang sempat menggegerkan jagad maya itu terjadi di sekolah elit, SMA Binus Serpong. Kejadian ini viral dan ramai diperbincangkan di media sosial karena melibatkan anak artis, anak presenter stasiun televisi dan juga anak pejabat.
Kondisi kekerasan di dunia pendidikan itu pun turut menarik reaksi dari tokoh pendidik di Sumatera Utara. Salah satunya hadir dari guru besar fakultas kedokteran USU, Prof Ridha Dharmajaya.
"Bullying tindakan yang tak bisa ditolerir lagi. Sebenarnya ini kan terjadi di sekolah-sekolah kedinasan dulunya dan biasa terjadi saat orientasi penerimaan siswa baru. Namun sekarang justru sering terjadi di sekolah-sekolah," ungkap guru besar Prof Ridha, Selasa (20/2).
Dirinya menyebutkan jika kekerasan tak jarang terjadi akibat tontonan yang disajikan di video yang ada dalam gadgetnya. Dan anak-anak menurutnya gampang terpengaruh oleh influencer yang kerap ditontonnya.
"Oleh karenanya pendidikan bersifat moral perlu ditingkatkan di dunia pendidikan, jangan hanya materi saja," ungkap guru besar Prof Ridha.
Dirinya turut menyentil pemerintah dalam hal ini pemimpin yang tak memberikan contoh yang baik dan tak jarang bersikap seenaknya dan juga tak beretika.
"Coba perhatikan di Medan saja contohnya, pernah gak melihat baliho atau pamplet yang mengajarkan tentang budi pekerti? Itu hal penting yang sudah diabaikan," tuturnya.
Untuk itu, guru besar Prof Ridha mengajak semua pihak ikut ambil peran dalam hal pencegahannya.
"Orang dewasa, orang tua dan guru juga pemerintah harus ikut berperan dalam mengawasi terutama dalam hal pemakaian gadget agar tidak membiarkan bentuk kekerasan menjadi tontonan. Kita juga sebagai pemimpin dalam rumah tangga juga harus ikut mengawasi karena kita sadari tenaga pendidik di sekolah tidak memiliki waktu 24 jam untuk mengawasinya," sebutnya mengakhiri.
Sebelumnya, aksi bullying yang menimpa salah seorang siswa Binus School Serpong terungkap ke publik setelah viral di media sosial, pada Senin (19/2). Akun X (Twitter) @bospurwa mengunggah pengakuan keluarga korban.
Menurut pengakuan keluarga, korban hingga dirawat di rumah sakit. Peristiwa terjadi di warung belakang Binus School Serpong.
Korban yang merupakan calon anggota geng disebut harus melakukan beberapa hal yang diminta senior. Mulai dari membelikan makan hingga harus menerima kekerasan fisik. Dalam keterangannya, korban disebut diikat di sebuah tiang dan dipukuli dengan balok kayu hingga disundut rokok.
Beberapa siswa lainnya diduga ikut menertawakan dan merekam aksi tersebut. Aksi itu semakin ramai karena melibatkan anak artis Vincent Rompies, berinisial FLR sebagai salah satu pelakunya. Kasus itu kini telah ditangani oleh pihak berwajib.
(JW/RZD)