MUI Deliserdang: Jaga Kesucian Ramadan dan Semarakkan Masjid

MUI Deliserdang: Jaga Kesucian Ramadan dan Semarakkan Masjid
Ketua Umum MUI Deliserdang Kiai, Amir Panatagama (Analisadaily/Amirul Khair)

Analisadaily.com, Lubukpakam - Potensi perbedaan masuk dan dimulainya ibadah puasa Ramadan 1445 Hijriah sangat mungkin terjadi.

Namun perbedaan tersebut jangan berujung kepada perilaku rusaknya kesucian Ramadan termasuk situasi politik di Indonesia yang masih menggelar tahapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Umat Islam juga diimbau untuk menyemarakkan masjid dengan berbagai ibadah memakmurkannya.

Hal itu diungkapkan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Deliserdang Kiai H. Amir Panatagama, Minggu (10/30) di Kota Lubukpakam.

Umat Islam Indonesia dalam sejarah panjang sudah terbiasa dengan perbedaan awal bulan Ramadan dan hari raya Idulfitri.

Perbedaan itu justru menjadi dasar penguatan terjaganya harmonisasi dan kesejukan selama ini yang tidak menimbulkan perpecahan di antara umat.

Namun demikian, Amir Panatagama tetap mengingatkan umat Islam untuk tidak terpengaruh dengan perbedaan tersebut serta menghormati keyakinan masing-masing.

Kedewasaan dalam menyikapi perbedaan itu harus tetap terjaga dan paling penting bagaimana bulan Ramadan bisa diisi dengan peningkatan amalan ibadah.

Amir Panatagama juga mengingatkan umat Islam jangan sampai mencederai kesucian bulan Ramadan dengan perilaku yang mengarah kepada perbuatan dosa dan merusak ibadah puasa itu sendiri.

Terlebih saat ini, suasana politik yang masih terasa dan masih berprosesnya tahapan pemilu, jangan sampai efeknya turut merusak amal ibadah puasa.

“Jaga hati dan bersabarlah. Jangan sampai terprovokasi dan berdampak pada sikap yang dapat merusak ibadah puasa Ramadan kita,” terangnya.

Semarakkan Masjid

Amir Panatagama juga mengimbau umat Islam menyemarakkan masjid selama bulan Ramadan. Makmurkan masjid dengan ibadah baik salat maupun ibadah lainnya seperti, tadarusan Alquran, zikir, majelis pengajian ilmu dan lain sebagainya.

Ramadan bagi umat Islam adalah bulan suci yang di dalamnya banyak kebaikan. Selain nilai pahalanya yang besar, Ramadan menjadi momentum umat Islam untuk memperbaiki diri lewat bertobat kepada Allah Swt serta memaksimalkan kehadirannya untuk meraih rida-Nya.

“Kami menyerukan umat Islam untuk menyemarakkan masjid dengan memakmurkannya selama Ramadan. Sangat rugilah orang yang kemudian tidak mendapatkan kebaikan dari bulan Ramadan,” jelas Amir Panatagama.

Salah satu tanda orang beriman disebutkan Allah Swt dalam Alquran yakni, orang-orang yang memakmurkan masjid bukan saja untuk salat fardu 5 waktu, tetapi juga menjadikan masjid sebagai pusat pemberdayaan umat menuju manusia paripurna.

Dia juga meyakini, kemajuan umat Islam akan semakin jaya bila proses pembangunan manusianya tetap berbasis kepada masjid yang menjadi pusat kejayaan peradaban Islam seperti telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW.

(AK/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi