Sehari Setelah Awal Ramadan, Harga Cabai Sentuh Rp 100 Ribu/Kg

Sehari Setelah Awal Ramadan, Harga Cabai Sentuh Rp 100 Ribu/Kg
Sehari Setelah Awal Ramadan, Harga Cabai Sentuh Rp 100 Ribu/Kg (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Medan - Harga cabai merah yang mengalami kenaikan di hari Senin (11/3) atau satu hari sebelum Ramadan, sempat berbalik turun sekitar Rp 10 ribu/Kg saat Ramadan hari pertama, Selasa (12/3).

Ketua Tim Pemantau Harga Bahan Pokok, Gunawan Benjamin mengatakan, harga cabai merah bergerak sangat volatile sejak awal pekan ini, di mana sempat menyentuh Rp 85 ribu/ Kg di hari Senin, berbalik turun menjadi Rp 75 ribu/Kg di hari Selasa, dan kembali naik menjadi Rp 90 rib/Kg saat ini.

“Jika menghitung rantai pasok selanjutnya (kedai sampah) maka harga cabai merah akan tembus Rp 100 ribu/Kg-nya,” kata Gunawan, Rabu (13/3).

Selain harga cabai merah, harga cabai rawit juga terpantau mengalami kenaikan hingga 100%. Cabai rawit yang sempat berada dikisaran Rp 40 ribu hingga Rp 45 ribu/Kg, saat ini juga ditransaksikan dikisaran harga Rp 90 ribu/Kg-nya.

“Jika menelisik pemicu kenaikan harga cabai, pasokan dari wilayah produsen Takengon seperti Pakpak Bharat, Karo dan sekitarnya, serta Batubara belum mampu mengimbangi demand atau permintaan yang cukup tinggi,” sebutnya.

“Namun, saya masih optimis bahwa harga cabai masih berpeluang untuk turun dalam waktu dekat,” lanjutnya.

Di sisi lainnya, sebut Gunawan, harga telur ayam juga terpantau mengalami kenaikan di sejumlah pasar. Meskipun belum terjadi secara serentak, namun sejak akhir pekan kemarin sejumlah pedagang di wilayah Deliserdang menaikkan harga jual 1 butir telur dalam rentang Rp 150 hingga Rp 200/butirnya.

Harga bawang merah dan bawang putih juga terpantau mengalami kenaikan. Meskipun belum serentak, terjadi kenaikan di sejumlah pedagang sekitar Rp 4000 hingga Rp 6000/Kg-nya. Harga bawang merah dan bawang putih untuk wilayah Kota Medan dan sekitarnya ditransaksikan dikisaran level Rp 35 ribu hingga Rp 40 ribu/Kg-nya.

Menurut Gunawan, pemerintah perlu mewaspadai kenaikan dari satu komoditas, yang berpeluang memicu kenaikan harga komoditas pangan lainnya. Seperti kenaikan harga daging ayam yang berpotensi memicu kenaikan harga pangan subtitusi seperti telur ayam, tahu, tempe dan ikan segar.

“Harga telur ayam yang naik belakangan ini, saya menilai salah satu pemicunya adalah kenaikan harga daging ayam,” ucapnya.

Jadi, di luar faktor penurunan produksi, kenaikan biaya agro input atau input produksi, kenaikan biaya distribusi, hingga tingginya permintaan atau demand, maka ada kenaikan harga yang diakibatkan kenaikan harga komoditas subtitusinya.

“Muaranya adalah kenaikan demand atau permintaan komoditas itu sendiri seperti yang terjadi pada kenaikan harga telur, setelah harga daging ayam mengalami kenaikan yang cukup signifikan sebelumnya,” pungkas Gunawan.

(RZD)

Baca Juga

Rekomendasi