Habib Faisal Nasution (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Deliserdang - Guru Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Deliserdang, Habib Faisal Nasution, berhasil meraih beasiswa Fully Funded International Volunteer Chapter Malaysia.
Habib Faisal Nasution yang juga merupakan Kepala Sekolah di MIS Ar-Rasyid itu menjadi bagian delegasi di antara 37 peserta mewakili Indonesia menjadi pejuang pendidikan.
International Volunteer Chapter Malaysia yang diselenggarakan oleh Youth Indonesia itu bekerja sama dengan Yayasan Semangat Muda Indonesia di bawah naungan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Malaysia dan program ini didukung Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham RI).
Habib Faisal Nasution menceritakan bagaimana dirinya bisa lolos dalam program ini. Bermula dari melihat platform media sosial Youth Indonesia yang menginformasikan program yang bersifat untuk pendidikan.
Pria kelahiran tahun 1989 ini pun tertarik hingga mendaftarkan diri karena persyaratannya pun masih memenuhi syarat untuk mengikuti kegiatan ini.
"Saat mendaftar di 2023 usia saya masih 34 tahun, kemudian saya ikut pemberkasan hingga seleksi-seleksi mulai dari tes kemampuan dasar (TKD), tes leader discussion grup (LDG) hingga sesi wawancara saya dinyatakan lulus," ujar pria lulusan S2 Linguistic Terapan Bahasa Inggris Universitas Negeri Medan (Unimed) ini, Jumat (15/3).
Ia mengatakan dirinya ingin berkontribusi dalam pendidikan di Indonesia dan bidang pendidikan yang ditekuninya ini bisa terlibat dalam event international volunteer.
Guru Madrasah di Deliserdang Raih Beasiswa Fully Funded International Volunteer Chapter Malaysia
"Ini merupakan fully funded pertama dan belum pernah menerima beasiswa manapun. Jadi ini baru mengetahui program program ini sekitar 2023 akhir dan mencoba mengikuti dan bersaing dengan Generasi Z pada saat itu. Ini sangat luar biasa dan dalam segi keinginan mereka lebih baik dan maju," sebutnya.
Habib Faisal yang menjadi Fasilitator Daerah (FASDA) Kemenag sebagai fasilitator mata pelajaran Bahasa Inggris berharap pengalaman berharga yang diraihnya ini bisa berkontribusi dalam bidang pendidikan bagi anak-anak Indonesia hingga yang berada di Malaysia.
"Kita tahu pendidikan kita di Indonesia masih jauh dari kata baik. Artinya masih perlu ada pembenahan agar Indonesia pendidikannya lebih baik ke depan. Dengan apa yang saya dapat pelajari dari program ini di Malaysia, saya berharap bisa menerapkan pendidikan ini di Indonesia, khususnya daerah saya," ungkapnya.
Dikatakannya, ia melihat bagaimana pendidikan di Malaysia memiliki persiapan dalam hal pendidikan, dengan ruang-ruang publik ada wifi, memudahkan warganya membaca secara literasi digital dan memadukan Bahasa Inggris dan bahasa asli dalam pendidikan.
Ia menjelaslan International Volunteer adalah program yang memberikan kesempatan bagi pemuda Indonesia untuk berkontribusi dalam dunia pendidikan dengan mengajar anak-anak Indonesia yang tinggal di Malaysia.
Selain memberikan pengalaman belajar yang bermakna, peserta juga akan memperoleh peluang untuk menjelajahi dan menghargai keindahan serta kekayaan budaya di Kuala Lumpur, Malaysia. Program ini dilaksanakan selama 6 hari sejak 20 Februari hingga 25 Februari 2024.
Para peserta mengisi program ini dengan kunjungan ke Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL), voluntering (mengajar) anak-anak Indonesia di Malaysia, country exploration, di antaranya kunjungan ke University of Malaya dan kunjungan ke tempat-tempat pariwisata lainnya.
(WITA/RZD)