Musa Rajekshah saat menyapa masyarakat di tengah kampanye yang digelar di depan Kantor Golkar Deliserdang beberapa waktu lalu. (Analisa/istimewa)
Analisadaily.com, Medan- Golkar membuktikan bahwa partainya berhasil unggul di Sumut pada Pemilu 2024 lalu. Partai lain nyaris babak belur dibuat partai berlambang pohon beringin tersebut. Kursi Partai Golkar melejit tajam di Sumatera Utara (Sumut) pada Pemilu 2024 lalu.
Belajar dari kegagalan. Inilah yang dilakukan Partai Golkar di Sumatera Utara. Piala kemenangan pada 2014 lalu kini bisa kembali direbut dari tangan PDIP.
Berdasarkan perhitungan dari KPU, Golkar kembali menjadi partai pemenang di Sumut. Ia berhasil melampaui PDIP dan Gerindra. Partai Golkar mendapatkan 1,377,466 suara atau 22% dari total suara sah.
Artinya Golkar mengisi 22 kursi dari 100 kursi yang tersedia di DPRD Sumut. Golkar berhasil memboyong 22 orang kadernya untuk menyuarakan aspirasi masyarakat di panggung legislatif. Jika kita bandingkan pada pemilu sebelumnya, jumlah ini naik drastis, di mana pada Pemilu 2019, Golkar hanya mendapat 15 kursi di DPRD Sumut. Itu artinya di pemilu saat ini Golkar berhasil menambah 7 kursi.
Bukan hanya itu, kursi Ketua DPRD Sumut juga diyakini kembali dirampas Golkar dari tangan PDIP yang pada Pemilu 2024 ini hanya mendapat 21 persen suara dengan raihan 21 kursi di DPRD Sumut. Meski secara nasional PDIP menjadi pemenang pemilu, tapi untuk di Sumut, Golkar tetap menjadi penguasanya. Lantas, manuver apa yang dilakukan Partai Golkar sehingga bisa kembali merebut tropi kejuaraan?
Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Dr Arifin Saleh, S.Sos, MSP menilai keberhasilan Partai Golkar menjadi pemenang di Sumut tidak terlepas dari sosok Ketua DPD Partai Golkar Sumut, Musa Rajekshah. Ia menilai, Ijeck memiliki peran sangat besar dalam memenangkan Golkar di Sumut.
“Kenapa besar? Karena ia bisa menghidupkan mesin partai. Kemudian dia juga bisa mendinamisasi partainya sehingga bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya. Ketiga, dia bisa menjaga harmoni dan keseimbangan sehingga tidak ada riak-riak yang muncul di internal parpol. Kalaupun ada, itu hanya bagian dari dinamika berpartai saja,” ujar Dekan FISIP UMSU tersebut.
Lebih lanjut Arifin juga mengatakan, Ijeck juga menghidupkan caleg-calegnya dengan baik. Baik dari caleg kabupaten/kota, provinsi maupun DPR RI. Makanya caleg-calegnya juga berperan besar menaikkan kontribusi suara partai. “Secara materi Ijeck juga mapan menghidupkan mesin partainya. Apalagi dalam kontestasi pemilu butuh biaya yang sangat besar,” ucapnya.
Bukan hanya Arifin Saleh, pengamat politik lainnya dari UINSU, Rholand Muary, S.Sos, M.Si mengatakan bahwa selain kemenangan Golkar karena banyaknya nama-nama popular dari Sumut yang maju sebagai caleg, kemenangan Golkar juga tidak terlepas karena Golkar menyasar kaum muda. Partai Golkar di Sumatera Utara juga menempatkan isu isu yg cukup popular di kalangan anak muda. Memberikan ruang mereka untuk berekspresi termasuk mempromosikan UMKM yang mereka lakukan. Apalagi Golkar juga memiliki Golkar Institut yang mewadahi anak-anak muda untuk belajar politik.
"Ketiga, efek ekor jas (coattail effect) dari pencalonan Prabowo - Gibran mempengaruhi secara signifikan suara Golkar. Melihat dari sejarah. Ada banyak tokoh-tokoh yang lahir dari partai ini, termasuk Prabowo yang dulu sempat masuk dalam bursa Calon Presiden hasil konvensi partai Golkar sebelum mendirikan partai Gerindra," katanya.
Nama prabowo bagi pemilih loyalitas partai Golkar bukan nama yang baru. Ini jelas berbeda jika dibandingkan nama-nama capres yang lain seperti Anies dan Ganjar.
Strategis awal Partai Golkar pada awalnya ingin memuluskan Ketum Golkar Airlangga Hartarto menuju calon presiden atau calon wakil presiden, namun dinamika politik menyebabkan Golkar hanya sebagai partai pengusung, tidak menempatkan kadernya, "Syukurnya Golkar cepat beradaptasi dengan situasi politik ini, dan pemilih Golkar seperti dituntun dan bisa selaras memenangkan Golkar dan pasangan Capres Cawapres Prabowo Gibran.
Seperti diketahui, Ijeck sendiri menjadi nakhoda di Golkar Sumut 6 November 2020. Setahun setelah Golkar kalah di pemilu 2019. Ia terpilih secara aklamasi untuk memimpin Golkar Sumut periode 2020-2025. Saat itu posisi ia juga masih menjadi Wakil Gubernur Sumut.
Saat memipin Golkar, banyak manuver yang dilakukan Ijeck. Salah satunya membuat beberapa target politik. Ijeck menargetkan jumlah suara 20 persen pada Pemilu 2024 ini. Hasilnya, target tersebut tercapai bahkan lebih. Ia juga menargetkan 2 juta kader atau suara. Selain itu, saat menjadi Ketua DPD Partai Golkar, ia juga menguatkan barisan partai dengan Golkar di 33 kabupaten/kota di Sumut. Beberapa kali pertemuan dengan ketua dan pengurus Golkar di 33 kabupaten/kota terus dilakukan, termasuk konsolidasi dan turun ke Golkar daerah untuk menjaga kekompakan dan kesolidan partai.
Kepada para kader, ia juga selalu mengingatkan untuk turun ke masyarakat bukan hanya saat karena ada kepentingan politik saja. “Kehadiran Golkar juga harus dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Ini yang selalu saya tekankan,” ujar Ijeck saat ditanya wartawan tanggapannya.
Dikatakannya, ia juga selalu menekankan politik santun terhadap para kader. Mengingatkan para kader untuk tidak menggunakan cara-cara kotor dalam mencapai target-target politik tertentu. ‘Jangan menyikut kawan sendiri. Karena sesame kader partai kita harus mendukung,” sebutnya.
Dalam kesempatan itu, atas nama pribadi dan Ketua DPD Partai Golkar Sumut, Ijeck juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Sumut yang telah memilih ia dan seluruh caleg Golkar di kabupaten/kota di Sumut, provinsi maupun di DPR RI. Termasuk memilih Bapak Prabowo dan Mas Gibran menjadi presiden dan wakil presiden RI.
Kemenangan Golkar katanya adalah berkat Allah SWT dan kerja keras semuanya, mulai dari kader, hasta karya, para caleg-caleg yang semuanya potensial. “Walaupun saat ini memang belum ada pengumuman resmi dari KPU tapi kita yakin perolehan suara tidak jauh bergeser dari yang ada saat ini. Dan kita berharap mudah-mudahan tidak ada lagi perubahan,” ujarnya.
Ijeck berharap amanah tersebut bisa diemban dan dipertanggungjawabkannya dengan baik di dunia dan akhirat. Ia dan caleg Golkar lainnya yang terpilih juga bisa menyalurkan aspirasi masyarakat Sumut dan bisa berbuat lebih banyak lagi untuk masyarakat Sumut dan pembangunan secara keseluruhan. ‘Sekarang pemilu juga sudah usai. Mari kita rajut kembali tali silaturahmi dan persudaraan kita. Kita bersyukur kemarin semuanya berjalan lancar dan tidak ada kendala apapun. Sekali lagi saya atas nama pribadi dan ketua partai mengucapkan terima kasih. Semoga Golkar terus bisa berbuat untuk masyarakat,” harapnya.
Penulis: Nirwansyah Sukartara
Editor: Bambang Riyanto