Para penumpang tiba di Pelabuhan Bandar Deli Belawan dengan menumpangi KM Kelud dari Pelabuhan Batam, Sabtu (6/4) (Analisadaily/Cristison Sondang Pane)
Analisadaily.com, Medan - Tidak sedikit penumpang menggunakan jasa angkutan laut di Pelabuhan Bandar Deli Belawan, terutama menjelang hari raya Idul Fitri. Pada momentum Lebaran tahun 2024, Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Cabang Medan memperbanyak frekuensi kedatangan dan keberangkatan KM Kelud, bahkan ditambah bantuan KM Dorolonda.
“Biasanya dalam sebulan hanya empat kali, namun kali ini ditambah frekuensinya menjadi 10 kali, selama angkutan lebaran yang dimulai pada 26 Maret hingga 26 April,” kata Kepala Cabang Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Medan, Biwa Abi Laksana di sela-sela kedatangan KM Kelud dari Batam di Pelabuhan Penumpang Bandar Deli, Sabtu (6/4).
Dia mengatakan, para penumpang yang datang dari Batam menggunakan KM Kelud pada Sabtu (6/4) sebanyak 3,548 orang. Tidak sampai di situ, Biwa juga menjelaskan bahwa jumlah penumpang yang sudah tiba melalui Pelabuhan Belawan sudah mencapai 7000 sampai 8000 an orang, sejak 26 Maret hingga 6 April 2024.
“Dan perkiraan penumpang yang naik dan turun selama angkutan lebaran bisa mencapai 40.000 orang,” tuturnya.
Tiket gratis
Sebelumnya Biwa mengatakan Pelni bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan menyediakan 780 tiket arus balik gratis dari Pelabuhan Belawan menuju Batam dengan KM Kelud pada masa angkutan Lebaran 2024.
"Keberangkatan dari Pelabuhan Belawan pada 17 April 2024," kata Biwa seperti yang dilaporkan Antara pada Rabu (20/3).
Kata dia, program balik gratis itu menjadi yang pertama kalinya di Medan pada periode Lebaran. Untuk mendapatkannya, calon penumpang harus datang ke loket Pelni Medan dengan membawa KTP asli dan fotokopi. Sementara untuk anak, Pelni meminta untuk menyertakan Kartu Identitas Anak (KIA).
Masyarakat yang berangkat pun harus sesuai dengan KTP atau KIA orang yang mendaftarkan diri di loket. Langkah itu untuk menghindari penyalahgunaan. Tiket gratis yang disediakan untuk kelas ekonomi dan tidak boleh diperjualbelikan atau dipindahtangankan.
Kemudian penumpang yang mendapatkan tiket dari program tersebut tidak dapat membatalkan keikutsertaan. Jika memutuskan tidak berangkat, maka tiket dianggap hangus
(CSP)