Sosialisasi pengarusutamaan naskah nusantara sebagai Ingatan Kolektif Nasional (IKON) di Medan (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) menggelar sosialisasi pengarusutamaan naskah nusantara sebagai Ingatan Kolektif Nasional (IKON) di Medan, 30-31 Mei 2024. Sejumlah narasumber dihadirkan dalam sosialisasi tersebut di antaranya, Dewan Pakar IKON Dra. Sri Sumekar, Dr. Munawar Holil, S.S., M.Hum dan Manguji Nababan, S.S., M.A.
Turut dihadirkan juga sebagai narasumber dari akademisi di antaranya Prof. Dr. Uli Kozok, Prof. Dr. Robert Sibarani, M.S., Dra. Nurhayati Harahap, M.Hum serta moderator Drs. Warisman Sinaga, M.Hum.
Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Informasi Dra. Mariana Ginting yang membuka kegiatan sosialisasi mengatakan bahwa naskah kuno dari Provinsi Sumatera Utara jumlahnya sangat banyak dan memiliki variasi yang kaya.
“Berdasarkan hal itu, Perpustakaan Nasional (Perpusnas) memprioritaskan naskah kuno asal Sumut untuk menjadi Memory of The World (MoW) yang diakui oleh masyarakat internasional,” ujar Mariana.
Dra. Mariana Ginting menjelaskan, Program IKON termasuk dalam kerangka program pengarusutamaan naskah kuno Nusantara. Program ini menjadi satu dari tiga program prioritas Perpustakaan Nasional. Melalui program pengarus-utamaan naskah kuno Nusantara sebagai Ingatan Kolektif Nasional (IKON), Perpusnas mengambil peran yang sangat penting dengan mengupayakan agar naskah Nusantara menjadi bagian yang penting bagi masyarakat pemilik kebudayaannya.
“Harapan kami, dan tentunya harapan kita semua, naskah kuno Nusantara sebagai warisan budaya bangsa yang sangat bernilai penting bagi identitas keIndonesian, dapat dikenal luas oleh masyarakat, tidak lagi menjadi wacana yang terpinggirkan,” ujarnya.
Sebagai tindak lanjut program IKON, Perpusnas telah membuat regulasi Peraturan Perpustakaan Nasional No.2 tahun 2023 tentang Registrasi Naskah sebagai Ingatan Kolektif Nasional dan pembuatan SK Dewan Pakar dan SK Komite dan Sekretariat IKON.
Pada tahun 2024 ini, Perpusnas menggencarkan program Pengarusutamaan Naskah Nusantara sebagai Ingatan Kolektif Nasional kepada masyarakat di daerah melalui beberapa program fasilitasi dan pembinaan.
Sebagai Program Prioritas Nasional maka Perpustakaan Nasional memiliki kewajiban untuk melaksanakan program ini. Program ini dirancang untuk menstimulasi daerah supaya mengembangkan naskah-naskah unggulan di daerahnya, agar para pemangku kepentingan berkolaborasi untuk menggali Ingatan Kolektif Nasional ini.
“Pada tahun ini lokus program mencakup 6 daerah, yakni: 1. Sumatera Utara; 2. Sumatera Selatan; 3. Bali; 4. Jawa Timur (Banyuwangi); 5. Sulawesi Selatan; 6. Nusa Tenggara Barat (Bima),” jelasnya.
Pemilihan daerah-daerah tersebut berdasarkan kriteria sebagai berikut, yakni ,emiliki tradisi naskah yang berakar dari tradisi setempat, memiliki ekosistem pernaskahan yang baik, ditandai dengan adanya komunitas, aktivitas, perhatian yang layak masyarakat terhadap naskah di wilayahnya. Mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah.Selanjutnya memiliki naskah unggulan yang dapat diarusutamakan pada tingkat nasional.
Perpusnas sendiri telah menyelenggarakan sosialisasi di lima daerah yaitu Makassar (Sulawesi Selatan), Bima (Nusa Tenggara Barat), Palembang (Sumatera Selatan), Banyuwangi (Jawa Timur), dan Badung (Bali).
Kegiatan di Sumut sendiri menghadirkan seratus peserta yang terdiri dari pemangku kepentingan, filolog, pemilik naskah, pelajar, dan para mitra kami yang sangat antusias dengan program ini. Sosialisasi ini diharapkan menghasilkan beberapa rekomendasi potensi naskah-naskah unggulan yang dapat diajukan oleh Sumatera Utara yang dinilai layak sebagai Ingatan Kolektif Nasional.
(BR)