Webinar Artificial Inteligence “Tantangan,Hambatan dan Peluang Bagi Dunia Pendidikan” yang digagas Digiclub, Jumat (28/6). (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Menghadapi tantangan dan peluang Penggunaan Artificial Inteligence (AI) atau kecerdasan buatan dikalangan dunia pendidikan diperlukan kolaborasi antara teknologi dan Manusia.
“Terkadang akibat keterbatasan Sumber Daya Manusia teknologi yang kita miliki tidak dapat digunakan bahkan akhirnya bisa rusak, maka diperlukan ketersediaan sumber daya yang ahli dibidangnya,” kata Kepala Program Studi (Prodi) Magister Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Rahmanita Ginting, M.Sc, Ph.D dalam Webinar Artificial Inteligence “Tantangan,Hambatan dan Peluang Bagi Dunia Pendidikan” yang digagas Digiclub, Jumat (28/6).
Walaupun dalam UU ITE sudah miliki pokok bahasan etika, namun masih seputar ITE tapi etika terkait ITE dalam konteks dunia pendidikan belum ada dan itu juga sangat diperlukan.
Misalnya saja di kampus, ada pembuatan tugas akhir bila dilakukan menggunakan AI sangat mudah sekali. Untuk membuat tesis sebanyak 100 halaman hanya dibutuhkan waktu beberapa menit saja.
“Selain regulasi yang belum ada, tantangan lain yakni mahalnya teknologi sehingga sulitnya kesulitan mengakses bila tidak ada biaya maka kita masih mencari yang free” katanya.
Ternyata, kata Rahmanita, kecerdasan buatan ini masih memiliki keterbatasan, meskipun ia mirip dan bisa mendekati apa yang dilakukan manusia tapi yang masih kurang adalah intuitifnya. Kreatifnya mungkin ada karena itu merupakan salah satu untuk kreatif tapi kemampuan yang kreatif dan intuitifnya sangat tinggi itu yang membuat tantangan bagi AI.
“Karena AI ini buatan manusia maka masih ketergantungan terhadap data, terkadang apa yang kita input dalam AI itu terbatas datanya,”ujarnya.
Kepala Balai Besar Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penelitian (BBPSDMP) Kominfo Medan, Dr Cristiany Juditha, S.Sos , M.A, mengatakan ada 4 hal yang menjadi alasan perlunya regulasi terkait penggunaan AI yakni Etika dan keamanan, Privasi data, Keadilan dan transfaransi serta dampak sosial dan ekonomi.
“Regulasi terkait AI ini diperlukan agar dapat memastikan penggunaannya bertanggungjawab dan tidak merugikan Masyarakat, melindungi penggunaan data pribadi, mencegah bias dan diskriminasi serta mengantisipasi dampak positif dan negatif terhadap pembangunan ekonomi,”tuturnya.
Direktur Digiclub, Gustan Pasaribu S.Sos, menyampain kehadiran AI ditengah masyarakat saat ini telah menjadi sebuah keniscayaan.
Selain membawa kemudahan dan peluang, AI juga dinilai membawa dampak yang menjadi hambatan dan tantangan terutama dalam dunia Pendidikan.
“Kami melihat ada banyak hal yang menjadi Tantangan, Hambatan dan peluang terkait keberadaan AI, maka Digiclub mengagas webinar ini dengan menghadirkan pembicara yang dinilai mumpuni terkait perkembangan AI, kiranya hasil dari webinar ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan peserta yang sebahagian besar dari kalangan tenaga pendidik dan mahasiswa” katanya.
Digiclub adalah komunitas mahasiswa magister ilmu komunikasi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU). Digiclub menggelar webinar berkolaborasi dengan BBPSDMP Kominfo Medan dan Ikatan Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi (IMAMIKOM) UMSU.
(CSP)