Minimal menurut individu dan kecondongan masing-masing, dan tentu semuanya memiliki plus minus.

Ismail menjelaskan, di dalam Islam ada beberapa kriteria seorang pemimpin yang ideal, minimal memiliki titisan sifat ke-Nabi-an yang 4, yaitu Shidiq, Amanah, Tabligh dan Fathanah).

Imam Mawardhi dalam kitab Ahkam As-Sulthaniyah kata Ismail, telah merinci karakter itu. Namun yang jadi pertanyaan sekarang, setelah pemimpin itu duduk disinggasana kekuasaan, maukah ia berbuat untuk rakyat? Mengisi janji-janjinya, komitmen dengan kebaikan dan pro rakyat?

Ismail mencontohkan, AZP -IBDAL punya potensi, pengalaman dan mungkin juga biaya politik yang cukup. Malah kita pun sudah merasakan banyak kemudahan selama 10 tahun terakhir. TSO dan AZP telah berhasil membangun sejumlah fasilitas pelayanan publik.

Tentu semua itu tidak sempurna, masih banyak tujuan yang belum tercapai, sasaran yang tidak tepat dan strategi yang kurang jitu untuk mencapai Visi dan Misi yang mereka tetapkan.

Sekarang mereka menawarkan diri menjadi bakal calon pemimpin Padanglawas berikutnya, silahkan rakyat mempertimbangkan.

"Kita masyarakat ini yang memilih tentu kita juga akan merasakan dampak dari pilihan kita," sebut Ismail Senin (1/7).

Munculnya figur baru dalam kancah perpolitikan Padanglawas. Sosok muda berkarakter, mumpuni dan punya integritas, Putra Mahkota Alam Hasibuan, menggandeng ulama muda dengan segudang prestasi, da'i handal dan berwibawa.

"Siapa yang tidak kenal Ustadz H Achmad Fauzan Nasution di Padanglawas. Pasangan ini bisa jadi sangat didambakan masyarakat, utamanya generasi muda dan kaum intelektual, tentu saja para ustadz dan ulama," kata Ismail.

Ismail Nasution yang juga Ketua MUI Padanglawas itu berharap, kepada para calon, luruskan niat ikhlaskan tujuan.

"Siapapun nanti yang diberi mandat oleh rakyat, semoga itu yang terbaik untuk kita semua. mewujudkan cita-cita pemekaran. Padanglawas yang maju, tano adat digomgom ibadat," tegas Ismail.

(ATS/BR)