BMKG Imbau Masyarakat Waspada Dampak Hujan Deras

BMKG Imbau Masyarakat Waspada Dampak Hujan Deras
Kilatan petir menyambar saat hujan deras mengguyur Kota Palembang, Sumatera Selatan (ANTARA/M Riezko Bima Elko Prasetyo)

Analisadaily.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan mayoritas daerah di Indonesia mulai dari bagian barat, tengah dan timur untuk waspada dampak potensi diguyur hujan berintensitas deras pada Sabtu (6/7).

Dilansir dari Antara, dalam laporan analisa Pusat Meteorologi Publik BMKG yang diterima di Jakarta, merinci daerah yang mesti waspada dampak hujan deras antara lain untuk di Pulau Sumatera (Sumatera Selatan, Lampung), Pulau Jawa (DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Banten).

Untuk di Pulau Kalimantan (Kalimantan Barat, Tengah, Selatan, Timur, dan Utara), Pulau Sulawesi (Sulawesi Utara, Tengah, Selatan, Tenggara, Barat, dan Gorontalo), Maluku (Maluku, Maluku Utara), Papua (Papua Barat, Papua Barat Daya, Tengah, Papua Selatan dan Papua Pegunungan.

Selain hujan deras, BMKG juga mengingatkan masyarakat dari mayoritas provinsi tersebut untuk mewaspadai turunnya hujan deras yang disertai petir dan kilat Sabtu siang, sore-dini hari.

Sebelumnya, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan potensi dampak bencana akibat hujan di sejumlah wilayah Indonesia yang masih tinggi bisa saja terjadi, meskipun sebenarnya sudah mulai memasuki musim kemarau.

Potensi peningkatan hujan dipicu oleh adanya beberapa dinamika atmosfer yang masih aktif berada di wilayah Indonesia, yakni fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang ekuatorial Rossby Kelvin. Hingga pola sirkulasi siklonik dan La Nina juga semakin memperkuat potensi pembentukan awan penghujan itu.

Kombinasi pengaruh fenomena-fenomena tersebut diprakirakan tim meteorologi BMKG dapat menimbulkan potensi hujan berintensitas sedang-lebat, disertai kilat/petir angin kencang.

BMKG menilai kondisi demikian bisa juga menimbulkan dampak cuaca ekstrem kebencanaan hidro-meteorologi yang meliputi banjir, banjir bandang, angin puting beliung, tanah longsor dan seterusnya, meskipun di saat yang bersamaan Indonesia akan menghadapi puncak musim kemarau pada medio dasarian II Juli – September 2024.

(RZD)

Baca Juga

Rekomendasi