Kembangkan Singkongpreneur, PPK Ormawa Relawan Perpustakaan Lolos Didanai Kemendikbudristek

Kembangkan Singkongpreneur, PPK Ormawa Relawan Perpustakaan Lolos Didanai Kemendikbudristek
Kembangkan Singkongpreneur, PPK Ormawa Relawan Perpustakaan Lolos Didanai Kemendikbudristek (Analisadaily/Istimewa)

Analisadaily.com, Sei Rampah - Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Relawan Perpustakaan UMSU fokus mengembangkan “Singkongpreneur, Teknologi untuk Mendorong Peningkatan Penjualan dan Produktivitas Budidaya Singkong sebagai Fondasi Ekonomi Kreatif Berkelanjutan”.

Proposal ini menjadi 1 dari 7 proposal PPK Ormawa yang didanai Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Saat pembukaan di kantor Desa Sempang Empat, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai, Jumat (5/6) hadir Kepala Desa Simpang Empat diwakili Sekretaris Desa, Suriadi sekaligus membuka acara.

Hadir juga Wakil Sekretaris Studen Research and Creative Center (SRCC) UMSU, Aflahun Fadhly Siregar didampingi Muhammad Hasan. Dosen pendamping, Muhammad Arifin, Ketua Umum Relawan Perpustakaan UMSU, Adinda Haryanti Siregar, para kepala dusun dan warga Desa Simpang Empat.

Kepala Desa Simpang Empat diwakili Sekretaris Desa, Suriadi, berharap agar masyarakat di Desa Sempang Empat dapat membantu PPK Ormawa UMSU ini dalam menjalankan tugasnya dengan baik.

“Jadi kalau bisa kerja sama, saling membantu sehingga tidak ada satu kendala apapun. Saya berharap kehadiran program PPK Ormawa ini memberikan perubahan. Apalagi tentang peningkatan kapasitas produk singkong,” pintanya.

Ditambahkan, produk singkong merupakan tanaman paling utama. Sekarang harga singkong selama tiga tahun terakhir naik di atas Rp1000,-. Masyarakat yang sebelumnya menanam karet beralih ke tanaman singkong. Desa Simpang Empat merupakan desa produk singkong.

Ketua Pelaksana, Sabrina mengatakan dilaksanakan PPK Ormawa Relawan Perpustakaan UMSU merupakan 1 dari 7 tim yang lolos didanai Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI. Adapun dalam judul yang diangkat yaitu “Singkongpreneur, Teknologi untuk Mendorong Peningkatan Penjualan dan Produktivitas Budidaya Singkong sebagai Fondasi Ekonomi Kreatif Berbelanjutan”.

Tujuan adalah untuk peningkatan penjualan dan produktivitas singkong, pemanfaatan limbah kulit singkong dan pemanfaatan teknologi untuk pemasaran produk Singkong dengan membuat website sebagai sarana informasi dan memasarkan olahan produk-produk singkong.

Wakil SRCC UMSU, Aflahun Fadhly Siregar, MP mengatakan PPK Ormawa merupakan program dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi di mana dilaksanakan melalui serangkai proses pembinaan ormawa oleh perguruan tinggi yang diimplementasi dalam program pengabdian dan pemberdayaan masyarakat.

“Mereka adalah organisasi mahasiswa yang ada di kampus dan mengabdikan diri ke desa sebagai bagian dari tri darma perguruan tinggi. Program ini diawali dengan mengajukan proposal dan mengajukan Desa Simpang empat di proposal tersebut. Alhamdulilah didanai. UMSU termasuk terbanyak di Sumatera Utara, PT yang PPK Ormawa sebanyak 7 didanai,” katanya.

Butuh Sentuhan Stakeholder

Usai pembukaan, Wakil Sekretaris SRCC UMSU, Aflahun Fadhly Siregar, Muhammad Hasan, dosen pendamping, Muhammad Arifin, ketua tim pelaksana dan Ketua Umum Relawan Perpustakaan UMSU mengunjung produk olahan singkong milik warga Dusun VII, Kp Lalang, Selamat.

Kunjungan untuk melihat tanaman singkong yang tersebar luas hampir di seluruh desa dan produk olahan singkong yang sudah dikirim sampai ke Pulau Jawa. Hanya saja produk tersebut hanya satu jenis berupa opak kering dan belum bervariasi. Padahal, olahan dari ubi ini bisa menjadi berbagai makanan yang sangat digemari masyarakat.

Selamat mengatakan, kehadiran stakeholder yang fokus dan serius sangat dibutuhkan. Apalagi, dirinya sudah lama bergelut dengan olahan ubi tetapi hanya fokus membuat opak mentah. Belum ada yang lain, dia berharap pemerintah memberikan perhatian terhadap upaya masyarakat desa untuk mengembangkan olahan ubi ini menjadi yang bernilai tinggi.

Dia juga masih kesulitan dalam mengembangkan usahanya khususnya memasarkan produk ke seluruh penjuru dunia melalui media sosial atau website.

“Belum punya. Ya masih seperti ini saja,” ucap Selamat sembari menunjukkan produk dan tempat usahanya.

Menurutnya, kehadiran adik-adik mahasiswa melalui PPK Ormawa ini sangat membantu khususnya dalam mengenal menghadapi usaha di dunia yang sudah serba maju di luar sana.

Pantauan di lapangan, Desa Simpang Empat, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara merupakan desa produsen ubi. Masyarakat di desa yang terdiri dari 12 dusun ini mengembangkan budidaya ubi. Bahkan, harganya yang di atas Rp1000 per kilonya membuat warga desa beralih dari tanaman karet ke tanaman ubi.

(REL/RZD)

Baca Juga

Rekomendasi