LPPM USU Pengabdian ke Desa Rumah Berastagi. (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Berastagi - Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Sumatera Utara (LPPM USU) menerjunkan empat dosen untuk melaksanakan pengabdian masyarakat di Desa Rumah Berastagi, Kabupaten Karo, Jumat (12/7).
Pengabdian tersebut mengusung tema “Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Desa Rumah Berastagi Tentang Obat dan Pemanfaatan Sisa Hasil Pertanian Buah Wortel (Dauscus carota L) Sebagai Sabun Pelembab Kulit".
Pengabdian tersebut diikuti Dr. Sumaiyah, M.Si., Apt sebagai Ketua Tim, dengan anggota Dra. Singgar Ni Rudang, M.Si., Apt., Dr. T. Ismanelly Hanum, S.Si., M.Si. Apt dan Ade Sri Rohani, S.Farm., M.Farm. Apt., serta tiga mahasiswa program studi sarjana Farmasi, Fakultas Farmasi, Dwi Putri Yolanda Barus, Tessa Rotua Victoria Sormin dan Maria Nada Resta Sihotang.
Ketua Tim Dr. Sumaiyah, M.Si., Apt, Senin (24/6) menjelaskan, pengabdian tersebut dilatarbelakangi oleh kurangnya pemahaman masyarakat tentang obat, penggunaan serta penanganan obat yang tepat. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang persepsi dan perilaku terhadap kebiasaan mengabaikan kesehatan kulit. Terutama kelembaban kulit yang sering terpapar sinar matahari maupun iklim lingkungan tempat tinggal yang dapat membahayakan kondisi kulit.
Kurangnya pengetahuan masyarakat dalam pemanfaatan limbah hasil pertanian wortel yang dapat diolah menjadi suatu produk seperti sabun pelembab kulit. Lalu, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang marketing dan business plan untuk berwirausaha sehingga belum tercapainya SDGs ke-8, yaitu pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.
"Hasil diskusi tim pengabdian bersama dengan kepala desa Rumah Berastagi diketahui, Desa Rumah Berastagi merupakan desa yang memiliki potensi pertanian seperti wortel. Namun, ketika panen, tidak semua wortel memiliki nilai jual. Limbah panen oleh kebanyakan petani dibiarkan busuk di lapangan sambil menunggu sampai saat pengolahan lahan berikutnya dilakukan. Mitra juga memiliki permasalahan khusus, yaitu kurangnya mendapatkan edukasi terkait kesehatan dan kurang mengetahui tentang obat dan penggunaan obat yang tepat.Hal ini diindikasi dari masih tingginya penggunaan obat yang tidak rasional pada masyarakat," papar Dr. Sumaiyah, M.Si., Apt.
Dalam rangka meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai penggunaan obat yang benar, lanjut Dr Sumaiyah, M.Si., Apt, tim pengabdian masyarakat mengadakan serangkaian workshop dan seminar. Para peserta diajarkan tentang pentingnya penggunaan obat secara rasional, mengenali jenis-jenis obat, serta cara penyimpanan obat yang baik dan benar. Selain itu, diberikan juga pemahaman mengenai bahaya penggunaan obat tanpa resep dan bagaimana cara mengakses layanan kesehatan yang tersedia.
Tidak hanya fokus pada edukasi obat, program ini juga memperkenalkan cara pemanfaatan sisa hasil pertanian wortel yang sering terbuang. Wortel yang kaya akan vitamin A dan antioksidan ternyata dapat diolah menjadi produk sabun pelembab kulit yang berkualitas. Proses pembuatan sabun ini diajarkan secara langsung kepada masyarakat melalui pelatihan intensif yang meliputi ekstraksi sari wortel, pencampuran bahan alami lainnya, hingga tahap pengemasan produk.
Sabun organik berbahan aktif wortel ini membutuhkan bahan tambahan lainnya yang mudah didapatkan di e-commerce dan di pasaran. Tujuannya, untuk membentuk atau mengembangkan masyarakat di Desa Rumah Berastagi meningkatkan pengetahuan tentang obat, juga memberdayakan mereka secara ekonomi melalui pemanfaatan sisa hasil pertanian wortel.
Kegiatan yang pertama dilakukan pada pengabdian tersebut, lanjut Sumaiyah, adalah sosialisasi dan pemberian materi kepada peserta mengenai DAGUSIBU obat, yaitu bagaimana cara mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan membuang obat yang benar dengan tujuan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang obat.
Kemudian dilanjutkan penyampaian materi oleh Singgar Ni Rudang tentang kulit dan berbagai permasalahan kulit. Dilanjutkan oleh T. Ismanelly menyampaikan tentang berbagai manfaat dari wortel dan terutama manfaat dari wortel yang dapat melembabkan dan menjaga kesehatan kulit.
Kemudian materi terakhir disampaikan Ade Sri Rohani. Dia menjelaskan tentang business plan dari produk sabun mandi pelembab kulit yang dibuat. Pada saat pemaparan materi, terlihat jelas para peserta sangat antusias dengan materi tersebut. Terbukti dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan masyarakat dan rasa ingin tahu yang mendalam terkait tentang obat dan kulit serta produk sabun mandi pelembab dari wortel ini.
Pebrisiswanta Purba, Kepala Desa Rumah Berastagi mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada LPPM USU karena telah mendatangkan dosen dosen USU guna membantu menemukan solusi dalam permasalahan banyaknya limbah hasil pertanian wortel yang sering terbuang di lahan pertanian.
"Saya sebagai kepala desa menyampaikan rasa syukur dan terimakasih mewakili seluruh warga. Karena kami sudah sangat dibantu dan diperhatikan. Kami akhirnya mendapatkan solusi dari hasil limbah pertanian wortel yang ternyata dapat dibuat inovasi menjadi sabun mandi yang dapat melembabkan kulit," katanya.
Kami, lanjutnya, sudah sangat dibantu dan diperhatikan. Besar harapan kami kegiatan ini tidak hanya berhenti sampai disini. Kami juga menginginkan kegiatan-kegiatan tentang inovasi pertanian lainnya dari LPPM USU di kemudian hari. "Kami selalu membuka pintu untuk kedatangan tim pengabdian serta adik-adik mahasiswa dari USU," katanya.
Pengabdian tersebut dilanjutkan dengan praktek pembuatan sabun mandi langsung oleh masyarakat, sekaligus diskusi sambil berdialog kepada para masyarakat yang hadir mengenai prosedur pembuatan dan cara penggunaan dari sabun yang benar. Kegiatan ini didampingi langsung oleh para mahasiswa Farmasi dan seluruh dosen dari tim pengabdian USU.