BISA Fest Kemenpar Ekraf (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan – Anggota Komisi X DPR RI, dr Sofyan Tan mengatakan, 60% wisatawan mancanegara (wisman) datang ke Indonesia karena ingin melihat kebudayaan Indonesia yang unik dan eksotik, serta tidak ada di negara lain.
Untuk itu, menurutnya, BISA Fest yang digagas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenpar Ekraf) dengan tema Eksotika Tari Tradisional Sumatera Utara di Medan harus dimanfaatkan untuk pengembangan potensi budaya dalam menarik minat wisatawan.
“BISA Fest bisa memberikan kontribusi dalam memotivasi masyarakat Sumatera Utara dalam mengembangkan tarian tradisional,” ujar politisi PDI Perjuangan saat memberikan sambutannya di Hotel Lee Polonia, Medan, Selasa (16/7).
Sofyan Tan menyampaikan, Indonesia kaya akan keragaman budaya tarian tradisional dari beragam etnis. Seluruh tarian dipastikan memiliki nilai dan makna yang luhur dalam menceritakan sejarah budaya.
Dia contohkan seperti tarian serampang dua belas dari Melayu yang memiliki makna 12 gerakan dalam tarian yang menggambarkan kisah pasangan kekasih mulai dari pertemuan pertama, menjalin hubungan hingga ke pernikahan.
Itu artinya jika para penarinya paham akan maknanya, tentu akan dibawa dengan perasaan yang bahagia dan penuh rasa sayang. Tidak sekadar dibawakan sebagai tarian pembukaan acara.
Sofyan Tan berharap dengan acara Kemenpar Ekraf melalui BISA Fest, tarian tradisonal yang merupakan aset budaya, dapat menjadi investasi wisata dalam menarik wisatawan mancanegara.
“Turis asing itu datang ke Indonesia bukan untuk melihat gedung tinggi, modern dance dan sebagainya karena mereka sudah punya. Tapi yang ingin dilihat adalah pengalaman baru yang unik, eksotik dan tidak ada di tempatnya. Itu ada di kebudayaan kita,” ujar Sofyan Tan.
Pada acara tersebut dihadiri Analis Kebijakan Ahli Muda Direktorat Event Nasional dan Internasional Kemenpar Ekraf, Heri Teyno Indriyano, Kepala Bidang Pengembangan Kebudayaan Dinas Pariwisata Provinsi Sumut, Sylvia Rosita Armayanti Lubis, Ketua DPD Aseti Sumut, Muhammad Nursyam, sebagai narasumber kegiatan.
Heri Teyno Indriyano dalam sambutannya menyampaikan setiap tarian tradisional punya nilai filosofi yang menceritakan asal muasal munculnya tarian tersebut. Karena itu seni tari punya potensi wisata yang kuat.
“Harapannya dengan BISA Fest yang digelar Kemenpar Ekraf dapat dimanfaatkan dengan baik oleh stakeholder wisata dan penggiat kebudayaan.,” ujarnya.
Dalam acara tersebut, diberi kesempatan pada sanggar tari, lembaga pendidikan yang memiliki komunitas tari mempertunjukkan tarian- tarian tradisional yang menjadi andalan serta diskusi tentang pengembangan budaya seni tari dalam menarik potensi wisata.
(REL/RZD)