Sofyan Tan (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan – Anggota Komisi X DPR RI, dr Sofyan Tan mengatakan, tarian khas Sumatera Utara (Sumut) harus dipromosikan dengan ide-ide kreatif. Salah satunya adalah dengan menguatkan konten dari tarian yang ditampilkan.
“Promosikan tarian itu dengan kasi cerita tentang asal-muasal tarian tersebut. Itu namanya konten,” ujar Politisi PDI Perjuangan itu saat memberikan sambutan dan pembukaan di acara BISA Fest yang digagas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenpar Ekraf) dengan tema Atraksi Kreasi Tari Khas Sumatera Utara di Karibia Boutique Hotel, Medan, Rabu (17/7).
Sofyan Tan menyampaikan tarian bukan sekedar menampilkan gerakan-gerakan. Tapi juga harus mengungkap makna yang terkandung di dalam terciptanya setiap gerakan tari. Jika tarian punya makna tentang hubungan pasangan kekasih, maka penarinya pun harus membawakannya dengan penuh keceriaan dan kebahagiaan.
“Mimik dan otot wajah harus ikut menari dan ekspresif. Jangan dengan wajah cemberut,” ujar Sofyan Tan.
Karena itu wajar menurutnya jika penari itu umumnya cantik dan menarik. Sebab selain selalu dilatih dengan gerakan-gerakan yang membuat tubuh sehat, juga murah senyum dan bahagia selama menampilkan tarian.
Pada acara tersebut dihadiri Analis Kebijakan Ahli Muda Direktorat Event Nasional dan Internasional Kemenpar Ekraf Heri Retno Indriyani, Kepala Bidang Pengembangan Kebudayaan Dinas Pariwisata Provinsi Sumut, Sylvia Rosita Armayanti Lubis, M Nasir Selian dari Sanggar Tari Diamond Entertainment sebagai narasumber kegiatan.
Heri Retno Indriyani dalam sambutannya menyampaikan program BISA Fest ini adalah kerjasama Kemenpar Ekraf dengan Komisi X DPR di seluruh Indonesia. Medan terpilih menjadi salah satu daerah yang menjadi fokus kegiatan berkat aspirasi dari dr Sofyan Tan.
Melalui program tersebut Retno berharap para pengelola seni dan sanggar tari dapat menciptakan kreasi-kreasi baru, dan berinovasi dengan tarian khas Sumatera Utara. Sebab menurutnya jika tarian khas daerah tidak diinovasikan dengan kreasi, akan ditinggalkan anak-anak muda yang diharapkan mampu meregenerasikan budaya daerah.
Dalam acara tersebut, diberi kesempatan pada sanggar tari dan lembaga pendidikan yang memiliki komunitas tari seperti Sanggar Tari Universitas ST Bhinneka menampilkan Tari Ritual Perumah Begu, Sanggar Tari UNPRI Creative (Tari Batak Toba).
Juga UKM Tari UMBP (Tari Terang Bulan), dan Sangtaka Prime (Tari Endeng-endeng Mandailing) yang merupakan tarian- tarian khas Sumatera Utara yang menjadi andalan serta ditutup dengan diskusi tentang pengembangan budaya seni tari dalam menarik potensi wisata.
(REL/RZD)