Tampak bekas 'polisi tidur' yang dihancurkan oknum warga arogan atas instruksi Kades (Analisadaily/Yogi Yuwasta)
Analisadaily.com, Medan - Camat Namorambe angkat bicara soal instruksi Kades Batu Penjemuran, Martinus Ginting yang menginstruksikan warga membongkar 'polisi tidur' berakibat menimbulkan konflik antarwarga. Camat Namorambe, Febri Gurusinga, SSTP baru mendapat informasi terkait masalah ini.
"Saya sudah minta Kasi Trantib cek dulu ke lapangan. Karena kami juga baru dapat info," sebut Camat saat dikonfirmasi via WhatsApp, Kamis (1/8).
Dikatakan Camat, sepengetahuan kami, untuk pemasangan speed bump/polisi tidur ada aturannya sesuai status jalan dimaksud. Atau untuk status jalan desa setidaknya ada musyawarah. Namun demikian akan kami cari info terlebih dahulu.
Sebelumnya, warga Gang Anugerah, Dusun II, Kecamatan Namorambe nyaris adu jotos. Pasalnya, beberapa oknum yang katanya dinstruksikan oleh Kades dengan arogannya membongkar 'polisi tidur' yang sengaja dibangun warga agar pengendara kendaraan tidak kebut-kebutan saat melintas di Gang Anugerah.
Kades Batu Penjemuran, Martinus Ginting yang dikonfirmasi, Selasa (30/7) membenarkan memang dia yang menginstruksikan untuk membongkar 'polisi tidur' tersebut. Martinus beralasan, harus menjaga keselamatan orang lain juga.
"Ia memang saya instruksikan untuk membongkar 'polisi tidur' itu. Karena kan kita harus menjaga keselamatan orang lain juga," ujarnya.
Selain itu, menurutnya, pemasangan 'polisi tidur' terlalu rapat dan dikhawatirkan bisa membahayakan pengendara yang melintas.
"Harusnya Kades bisa lebih bijak memandang permasalahan ini. Dan jangan sampai akhirnya instruksi Kades akhirnya menimbulkan gesekan di tengah-tengah masyarakat," sebut salah seorang warga, Fina.
Idealnya menurut Fina, Kades memanggil warga yang selama ini bergotong-royong memperbaiki jalan dan memasang 'polisi tidur' supaya diberikan penjelasan bahwa pemasangan 'polisi tidur' bisa membahayakan pengendara kendaraan.
"Dengan memberi instruksi orang lain untuk membongkar 'polisi tidur', berarti Kades tidak menghargai warga yang selama ini bergotong-royong," kesalnya.
(YY/RZD)