Pedagang Unjuk Rasa ke Kantor Bupati Dairi Tuntut Penertiban

Pedagang Unjuk Rasa ke Kantor Bupati Dairi Tuntut Penertiban
Pedagang lokal menggelar parodi penggusuran oleh petugas sedang pedagang dari luar daerah bebas buka lapak di hadapan pejabat Pemkab Dairi di Sidikalang, Senin (5/8). (Analisadaily/Sarifuddin Siregar)

Analisadaily.com, Sidikalang - Seratusan pedagang menamakan diri Asosiasi Pedagang Pasar Kabupaten Dairi (APPKD) berunjuk rasa ke Kantor Bupati Dairi di Sidikalang, Senin (5/8).

Kehadiran mereka ditujukan agar pemerintah melakukan penertiban. Pedagang hadir dengan memakirkan puluhan mobil di sana.

Juru bicara, Eddy Ujung menyampaikan 12 tuntutan. Diantaranya, agar perdagangan di sekitaran Pasar Sumbul ditiadakan saat Hari Senin. Itu membuat pejualan yang digelar rutin Hari Selasa, tidak efektif.

“Tutup jualan hari Senin di Pasar Sumbul”, kata Eddy.

Menurutnya, transaksi tersebut dilakukan di badan jalan dan lokasi tanpa ijin. Itu juga menimbulkan kemacetan. Hal lain, Eddy meminta pedagang di sekitaran Pasar Sidikalang ditata. Menurutnya, banyak pedagang tidak beraktivitas di lokasi tersedia.

“Pedagang dari luar kota bebas buka lapak sedang kami warga Dairi diusir-usir”, ujar Eddy.

Dia mencontohkan, adanya pedagang sepatu menjajakan barang di mobil pick up sejak pagi hingga selesai. Orang luar bebas buka lapak pakai mobil di Jalan Sekolah. Itu membuat jualan tak laku.

“Si Pintubatu bebas jualan sepatu dan Siregar bebas jualan ikan. Padahal, mereka dari luar kota. Sedang kami, sering tak buka dasar”, kata Eddy.

Naek Simbolon mengungkap, diduga oknum tertentu di PD Pasar, Dinas Perhubungan dan Satpol PP menerima sesuatu sehingga tidak berani bertindak.

“Copot Kepala Satpol PP,” seru Simbolon diamini para pedagang.

Pada kesempatan itu, pedagang menggelar parodi bagaimana pedagang digusur petugas sementara si Pintubatu dan Siregar leluasa di luar pasar. Saat peragaan, terlihat kedua pengusaha ‘jinak’ setelah menerima salaman.

Penjabat Sekretaris Daerah, Jonny Hutasoit menyebut, telah memulai penindakan, walau hasilnya belum sesuai harapan.

“Saya tidak berani berjanji. Tetapi lihatlah hasilnya”, kata Hutasoit.

Menurut Hutasoit, persoalan itu sudah lama bahkan bertahun-tahun. Dan sekarang, ditimpakan ke mereka. Jadi, pedagang diminta bersabar.

“Saya orang Sidikalang. Tahu betul keluhan teman-teman. Mohon diberi waktu”, ujar Hutasoit.

Khusus aktivitas dagang Senin di Sumbul, Hutasoit menanggapi, akan mencari solusi. Selain aspirasi pedagang dimaksud, kepentingan masyarakat Sumbul juga mesti didengar.

Seputar tuntutan evaluasi pimpinan instansi, Hutasoit menyebut, ada mekanisme. Apalagi status Bupati dan Sekda merupakan Penjabat, mesti konsultasi ke pemerintah lebih tinggi. Pihaknya akan melakukan pendampingan.

(SSR/CSP)

Baca Juga

Rekomendasi