Ketua Umum KTNA M Yadi Sofyan Noor (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Jakarta - Program pompanisasi pada lahan persawahan yang gencar digelar Kementerian Pertanian (Kementan) RI, menurut Kantor Staf Presiden (KSP) melalui Deputi III, Edy Priyono, ada kekhawatiran tidak tepat sasaran.
Terkait hal itu, Ketua Kontak Tani Nelayan dan Andalan (KTNA) Nasional, M Yadi Sofyan Noor memberi penjelasan. Kata dia, program pompanisasi lahan persawahan tersebut merupakan upaya nyata dari pemerintah dalam menjaga pangan dan petani agar terus berproduksi.
"Program pompanisasi merupakan solusi cepat yang ditawarkan di waktu yang tepat. Terlebih saat ini hampir semua sentra tengah dilanda kekeringan panjang yang bisa mengakibatkan gagal panen," kata Ketua Umum KTNA, M Yadi Sofyan Noor, Senin (5/8).
Lebih jauh dijelaskan M Yadi Sofyan Noor, tujuan program pompanisasi ini memang untuk pengairan tanaman padi di musim kemarau. Dengan adanya pompanisasi, maka sawah-sawah tadah hujan tetap produktif, sehingga peningkatan produksi padi terus berjalan.
Ia juga menjelaskan, pompa yang digunakan petani untuk sawah, setelah sawah basah, kemudian digunakan tanaman hortikultura tidak ada salahnya. Tetapi yang prioritas pompanisasi untuk sawah. Tapi, begitu urusan air sawah beres, boleh juga petani menggunakan untuk tanaman yang masih lingkup Kementan.
Klarifikasi juga disampaikan Pj Bupati Temanggung, Hary Agung Prabowo. Disebutkan, terkait pompa air yang digunakan di Desa Balesari, Kecamatan Bansari, dinyatakan salah sasaran, dia sampaikan bahwa unit pompa air merupakan bantuan APBD Provinsi Jawa Tengah tahun 2024 sudah sesuai peruntukannya dan digunakan untuk mendukung pengembangan food estate, bukan merupakan bantuan pompa air, dan mendukung program perluasan areal tanam padi (PAT).
“Berkaitan dengan PAT tahun 2024, Kabupaten Temanggung mendapatkan pompa air sebanyak 29 unit. Maka berdasarkan hal itu, Kecamatan Bansari bukan menjadi sasaran PAT di Kabupaten Temanggung tahun 2024, karena merupakan kawasan hortikultura khususnya cabai,dalam rangka mendukung upaya pengendalian inflasi," terangnya.
Sebelumnya Kantor Staf Presiden (KSP) Deputi III KSP Edy Priyono menyampaikan kekhawatirannya terhadap program pompanisasi lahan sawah yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) tidak tepat sasaran.
Pasalnya, itu bermula ketika ia bersama timnya sedang melakukan kunjungan ke Kecamatan Bansari, Temanggung yang merupakan dataran tinggi. Katanya, di daerah itu tidak ada sawah, melainkan lahan itu banyak ditanami komoditas hortikultura seperti cabai, tembakau, dan lain sebagainya.
"Tidak ada sawah di situ, karena yang banyak ditanami itu adalah komoditas hortikultura seperti cabai, tembakau, dan lain-lain. Tapi mendapatkan jatah pompa," ujarnya.
(KAH/RZD)