Penasaran Visi Misi Prof Ridha, Pemuda Muhammadiyah Medan Datangi Markas BERANI (Analisadaily/Istimewa)
Analisadaily.com, Medan - Sebagai organisasi pemuda muslim, ada keinginan besar untuk mengenal lebih mendalam terhadap sosok calon yang akan memimpin kota Medan lima tahun mendatang. Hal itu lah yang dilakukan oleh Pemuda Muhammadiyah Kota Medan.
Melalui sekretaris dan sejumlah pengurus lainnya Pemuda Muhammadiyah kota Medan, mereka mendatangi langsung sekretariat pemenangan BERANI (Bersama Prof Ridha dan Rani) di kawasan Jalan Pemuda Medan, Jumat (6/9) malam.
Kedatangan Pemuda Muhammadiyah ini secara khusus untuk mengenal lebih jauh sosok calon walikota Medan, Prof Ridha Dharmajaya Sp BS (K) lewat visi misinya.
"Selain memperkenalkan diri sebagai pengurusan baru. Kami datang ingin Taaruf dengan Prof sekaligus bersilaturahmi lah dengan calon walikota Medan. Keinginan kami sederhana untuk mendengarkan visi dan misi dari para calon yang akan maju termasuk prof ridha. Ini bisa kami bawa ke kawan Muhammadiyah nantinya," ujar Sekretaris Muhammadiyah kota Medan, Hendra Gunawan didampingi rekan-rekannya.
Prof Ridha mengaku senang dengan hadirnya Pemuda Muhammadiyah sebagai kaum muda yang akan menjadi generasi penerus bangsa.
Dalam kesempatan itu juga Prof Ridha sepintas menjelaskan keinginannya maju sebagai calon walikota Medan yang rela meninggalkan zona nyamannya.
"Saya berharap anak muda Republik tercinta ini bisa kita andaikan untuk melahirkan generasi unggul ke bawahnya. Tapi saat ini ada beberapa ancaman ini bisa terhenti. Secara idealisme inilah alasannya kenapa saya tinggalkan PNS dan kehidupan nyaman saya. Ada kegelisahan kalau tidak berbuat sekarang pada saatnya nanti anak-anak dan cucu kita akan jadi penumpang di negeri ini," ungkapnya.
Termasuk Omnibus Law. Kebijakan kesehatan yang justru diarahkan kepada industriliasasi dunia kesehatan.
"22 tahun lalu saya sudah berhadapan dengan orang-orang ini. Bagaimana mereka ini berencana menjadikan kesehatan sebagai industri," ungkap Prof Ridha.
Dalam perbincangan yang berjalan penuh keakraban itu, Prof Ridha juga mengaku tengah fokus untuk tanget pertama bagaimana bisa memperbaiki basic need masyarakat Medan terkhusus pendidikan, kesehatan dan kesejahteraannya.
"Harus ada nasi panas di setiap meja keluarga. Maksudnya adalah ada penghidupan layak dalam sebuah rumah tangga. Itu juga alasan kenapa kita bergabung dalam satu negara Indonesia dan dalam skup kecil kota di Medan ini. Supaya kita bisa Makmur, bisa sekolah, bisa kerja bisa sehat dan bisa makan," ungkapnya.
Kita juga harus berubah sambungnya. Jika selama ini PAD meminta pajak ke masyarakat, maka kita harus menyiapkan industri.
"Baik itu industri kesehatan, pendidikan, pariwisata. Kita harus jadi player dan pemerintah harus ikut jangan cuma mengutip pajak ke masyarakatnya," ujarnya.
Karena, sambungnya, yang diuntungkan adalah kelas menengah.
"Kelas bawah dikasih bansos, kelas atas dikasih keringanan pajak. Nah kalangan menengah seperti kita kaum muda ini justru harus membayar pajak belanja, makanan, dan sebagainya. Karena kita kelas menengah adalah kelas pekerja. Walau gak mudah jadi player tapi itu bisa kita lakukan. Ketika itu berjalan, bahkan pajak sebelumnya tinggi bisa kita turunin dan masyarakat bisa sejahtera," ungkapnya mengakhiri.
(JW/RZD)